EMBARANMEDIA.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia mulai membuka wacana baru dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Kali ini, jalur laut menjadi opsi alternatif yang tengah dijajaki bersama otoritas Arab Saudi.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut, penggunaan kapal laut untuk keberangkatan jemaah dinilai prospektif dan bisa menjadi solusi perjalanan ibadah yang lebih ekonomis.
“Digagas ke depan kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin berbicara dengan sejumlah pejabat-pejabat di Saudi Arabia,” ujar Nasaruddin kepada awak media, Selasa (8/7).
Menurut Menag, selama infrastruktur pelabuhan dan sarana transportasi laut sudah memadai, peluang ini bukan tidak mungkin untuk direalisasikan dalam waktu dekat.
“Kalau memang itu persyaratannya terpenuhi, peluangnya sudah dibangun sekarang. Itu terbuka,” lanjutnya.
Rencana ini bukan hanya membuka opsi bagi jemaah Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di kawasan Asia yang ingin mengakses Tanah Suci lewat pelabuhan, seperti Pelabuhan Jeddah.
“Bukan hanya negara-negara kawasan yang dekat seperti Mesir, bahkan dari Indonesia dan Asia lainnya bisa mengakses,” jelasnya.
Menag juga mengungkapkan bahwa pemerintah Arab Saudi kini semakin terbuka terhadap berbagai pendekatan inovatif, termasuk pendekatan berbasis bisnis untuk pengembangan sektor haji dan umrah.
“Saudi Arabia sekarang pendekatannya sangat bisnis, dengan konsultan dari Amerika. Ini betul-betul memanfaatkan potensi geografis Saudi Arabia,” katanya.
Selain jalur laut, Nasaruddin juga menyinggung rencana besar modernisasi fasilitas ibadah di kawasan Tanah Suci. Di antaranya adalah pengembangan kawasan Mina menjadi delapan lantai dan pelebaran area sekitar Kabah.
“Kami dapat informasi bahwa Mina akan dibangun delapan lantai, tidak pakai tenda lagi. Jalan layang juga akan ditambah,” ucapnya.
Ia berharap langkah-langkah ini bisa membuka akses ibadah yang lebih inklusif dan terjangkau bagi semua kalangan, tak hanya dari Indonesia tapi juga jemaah mancanegara.
“Dengan ini, akses ibadah bisa makin inklusif, baik bagi masyarakat miskin maupun yang mampu,” pungkasnya. (EM/Antara.com).