EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Dalam rangka memperkuat pembinaan dan pengawasan terhadap tanaman pala Tomandin Fakfak, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Pala Tomandin Fakfak (MPIG-PTF) menggelar sosialisasi kepada kelompok tani di wilayah Fakfak Bagian Barat.
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Fakfak dan dihadiri oleh perwakilan peserta dari delapan kampung yang ada di wilayah Fakfak Barat.
Acara dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST., MT., yang menyampaikan kondisi umum pala Tomandin Fakfak. Ia menjelaskan bahwa terdapat sepuluh tantangan utama yang harus diatasi secara bertahap untuk meningkatkan mutu kualitas dan ekspor pala, yaitu: peran petani dan pelaku bisnis pala, budidaya, produktivitas komoditas, fluktuasi harga, pasca panen, sarana dan prasarana, hilirisasi produk pala, regulasi, dan retribusi.
Sementara itu, Ketua MPIG-PTF, Abdul Jalil Karoror, menegaskan pentingnya peran pengurus MPIG dalam melindungi, mengawasi, dan membina masyarakat petani pala Tomandin. Ia juga menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan komoditas pala yang telah mendapatkan pengakuan Indikasi Geografis (IG).
Abdul Jalil menambahkan bahwa produk pala yang dipasarkan harus sesuai dengan spesifikasi IG, serta proses budidaya, panen, dan pascapanen harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu dijalin komunikasi yang baik antara petani pala, pelaku bisnis, dan pemerintah.
Kegiatan sosialisasi ini dilanjutkan dengan diskusi terbuka yang melibatkan para pekebun pala. Dari diskusi tersebut, diperoleh beberapa masukan penting yang akan ditindaklanjuti oleh MPIG dan pihak terkait.
Pada penutupan acara, Plt. Kepala Dinas Perkebunan menyatakan bahwa hasil diskusi peserta akan dijadikan dasar dalam penyusunan program strategis “Pala Unggul” sesuai visi dan misi pembangunan lima tahun ke depan (2025-2029), yang juga sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah.
Program tersebut mencakup beberapa fokus utama, antara lain, Perlakuan pascapanen yang memerlukan regulasi pemerintah, Proses pembelian pala dan peningkatan tingkat kepercayaan petani di tingkat kampung, Manajemen waktu sela menunggu masa panen, Pengendalian hama dan penyakit yang terjadi di beberapa area, Optimalisasi penggunaan alat pengering pala, Peningkatan kinerja MPIG, serta Pengembangan kampung model percontohan pala untuk menunjukkan praktik budidaya yang baik.
Diharapkan, melalui kegiatan ini, peserta sosialisasi dapat semakin memahami pentingnya perlindungan dan pengembangan Indikasi Geografis, khususnya untuk komoditas pala Tomandin yang menjadi kebanggaan Fakfak.
“Kami berharap MPIG tidak hanya menjadi wadah formal, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam menjaga mutu, identitas, dan keberlanjutan komoditas pala Tomandin Fakfak. Mari kita bangun sinergi yang kuat antara pekebun pala, pelaku usaha, dan pemerintah agar produk pala Tomandin dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional,” tutupnya.
Jurnalis: AZT || Editor: Redaksi Embaranmedia







