EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak menunjukkan perannya dalam memperkuat sinergi antarwilayah dengan menggelar pelatihan budidaya tanaman pala di Kabupaten Teluk Bintuni. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dan menghadirkan 50 petani pala dari berbagai distrik di Teluk Bintuni.
Pelatihan difokuskan pada peningkatan keterampilan petani, khususnya teknik jarak tanam ideal serta metode grafting (sambung pucuk) sebagai salah satu cara perbanyakan vegetatif untuk mempercepat masa produksi.
Acara dibuka oleh Sekretaris Dinas Pertanian Teluk Bintuni, Yanuarius Baru, yang menegaskan bahwa daerahnya kini tengah mengembangkan 457 hektare lahan pala. Ia mengapresiasi dukungan Dinas Perkebunan Fakfak dalam peningkatan kapasitas petani lokal.
“Teluk Bintuni memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman pala. Kami berharap para petani bisa mengaplikasikan ilmu ini agar menghasilkan pala berkualitas tinggi,” ujar Yanuarius.
Dinas Perkebunan Fakfak menghadirkan dua narasumber, Konstantinus Uswanas, S.St dan Jufri, yang tak hanya menyampaikan materi teori, tetapi juga memandu praktik lapangan. Antusiasme peserta, terutama Orang Asli Papua (OAP), terlihat tinggi sepanjang pelatihan.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menekankan bahwa kolaborasi ini adalah bagian dari strategi lintas wilayah dalam mengembangkan komoditas pala sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
“Sejak saya ditugaskan, kami berusaha membangun komunikasi dan kerja sama antarwilayah. Ini bukan hanya untuk Fakfak, tetapi juga untuk kabupaten lain yang punya potensi serupa di Papua Barat,” jelas Widhi.
Menurutnya, bentuk kerja sama meliputi transfer pengetahuan, pelatihan teknis, hingga pendampingan berkelanjutan, dengan SDM Dinas Perkebunan Fakfak siap berbagi keahlian secara terarah.
Tujuan kerja sama ini di antaranya:
- Meningkatkan kapasitas dan keterampilan petani;
- Mendorong adopsi teknologi perkebunan modern;
- Memperkuat posisi pala sebagai komoditas unggulan Papua Barat;
- Membangun kekuatan ekonomi daerah berbasis komoditas jangka panjang.
“Mudah-mudahan dengan sinergitas ini, terbentuk ekosistem budidaya pala yang kuat antarwilayah di Papua Barat, yang akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” tutup Widhi.
Penulis : Alfan Rahakbauw || Editor : Redaksi Embaranmedia