EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Fakfak, baik yang tengah menempuh studi di luar daerah maupun di dalam wilayah Fakfak, mengeluhkan belum adanya kejelasan terkait realisasi Program 1000 Beasiswa yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak.
Pemerhati muda dan jurnalis Fakfak, Ronaldo Josef Letsoin, mengungkapkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir dirinya menerima banyak pesan dan curahan hati dari mahasiswa yang menanyakan kepastian penyaluran beasiswa tersebut.
“Banyak mahasiswa menghubungi saya, menanyakan kapan beasiswa itu benar-benar disalurkan. Bahkan ada yang berkata, ‘Kak, tolong bantu cross-check janji pemerintah Fakfak kepada kami para mahasiswa,’” ujar Ronaldo melalui akun Facebook pribadinya seperti dilansir embaranmedia, Selasa, (28 Oktober 2025).
Menurut Ronaldo, keluhan itu bukan datang dari satu atau dua orang, melainkan dari banyak mahasiswa yang kini merasa resah. Ia menilai, pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan instansi terkait tampak belum menangani persoalan ini dengan serius.
“Saya melihat tidak ada penanganan yang tegas dan terbuka dari pihak Pemda. Padahal, keresahan mahasiswa sudah meluas dan beberapa di antara mereka sudah menyampaikan aspirasi di media sosial,” tambahnya.
Ronaldo mendesak Pemkab Fakfak, khususnya Dinas Pendidikan, agar segera memberikan informasi yang valid dan transparan terkait perkembangan program tersebut. Ia menekankan pentingnya keterbukaan publik untuk menjaga kepercayaan mahasiswa terhadap pemerintah.
“Transparansi adalah kunci. Pemda harus menjelaskan bagaimana mekanisme seleksi penerima, kapan dana disalurkan, dan apakah benar terjadi pemangkasan anggaran dalam program ini,” tegasnya.
Berdasarkan data yang pernah disampaikan Dinas Pendidikan Fakfak kepada salah satu media lokal, yang kemudian dikutip ulang oleh Ronaldo, jumlah mahasiswa asal Fakfak yang masih aktif berkuliah diperkirakan mencapai 2.000 orang. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Program 1000 Beasiswa hanya diperuntukkan bagi 1.000 mahasiswa terpilih, atau sekadar angka simbolik tanpa dasar yang jelas.
Isu dugaan pemangkasan anggaran juga mencuat. Dari informasi yang beredar, alokasi dana beasiswa yang semula mencapai Rp6 miliar disebut-sebut dipangkas menjadi Rp4 miliar. Jika benar, hal itu tentu berdampak terhadap jumlah penerima dan besaran bantuan yang akan disalurkan.
Di sisi lain, mahasiswa Faldi Temongmere menyoroti lambannya proses verifikasi berkas calon penerima beasiswa. Ia menilai pihak dinas bekerja tidak efektif.
“Berkas yang mahasiswa kumpulkan itu salah satunya screenshot aktif PDDikti. Mau salah sasaran apa lagi? Kalau di PDDikti itu aktif berarti dia masih kuliah. PDDikti di-update tiap semester, enam bulan sekali. Kalau mahasiswa tidak aktif bisa dilihat di situ. Itu saja kok sampai sekarang belum selesai, sudah terlalu lama. Orang-orang dinas kerja tidak betul, reshuffle saja,” tulis Faldi dalam kolom komentar unggahan Ronaldo.
Sementara itu, anggota DPR Papua Barat asal Fakfak, Saleh Siknun, menilai akar persoalan terletak pada kurangnya transparansi data dan keberanian pemerintah untuk mempublikasikannya.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah transparansi data mahasiswa di tiap kota studi, per angkatan, dan diklasifikasikan mana yang sudah dapat beasiswa dan mana yang mandiri. Harus ada keberanian untuk mempublikasikan data itu di tempat umum, agar masyarakat bisa ikut mengontrol,” ujar Saleh, dalam komentar.
Saleh menambahkan, program beasiswa semacam ini sejatinya sudah berjalan sejak masa kepemimpinan kepala daerah sebelumnya. Namun, dampaknya belum sepenuhnya dirasakan mahasiswa karena lemahnya tata kelola.
“Program ini sebenarnya sangat baik jika dikelola dengan sungguh-sungguh. Tapi selama pengelolaannya tidak transparan dan masih dipenuhi pertimbangan subjektif, tentu sulit untuk mencapai tujuan yang sebenarnya,” ujarnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemerintah Kabupaten Fakfak maupun Dinas Pendidikan belum memberikan keterangan resmi terkait waktu penyaluran, mekanisme seleksi, maupun dugaan pemangkasan anggaran pada Program 1000 Beasiswa tersebut.
Penulis : Arya Sanaky || Editor : Redaksi Embaranmedia







