Menu

Mode Gelap
Pemerhati Budaya Tekankan Pelestarian Nongnong, Warisan Unik Mbaham Matta HUT ke-125 Fakfak: Festival, Parade Adat, dan Artis Nasional Siap Guncang Kota Pala Kue Sifon Pala, Inovasi Manis yang Harumkan Festival Kota Pala Fakfak Nongnong dan Kenebi, Senandung Jiwa Orang Mbaham Matta! Pala Unggulan Fakfak Jadi Andalan, Penerimaan Daerah Meningkat Signifikan Kemenag Fakfak Tegaskan Kepengurusan LPPD Baru Cacat Prosedur

Fakfak Terkini

Nongnong dan Kenebi, Senandung Jiwa Orang Mbaham Matta!

badge-check


					Nongnong dan Kenebi, Senandung Jiwa Orang Mbaham Matta! Perbesar

EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Di tengah arus modernisasi dan kemajuan teknologi, ada warisan budaya lisan masyarakat Mbaham Matta yang perlahan mulai terlupakan, yakni nongnong dan kenebi. dua bentuk seni tutur yang sarat makna dan perasaan.

Pemerhati budaya Fakfak, Stephanus Weripang, mengungkapkan keprihatinannya terhadap semakin pudarnya tradisi ini di tengah generasi muda. Ia berharap ke depan, seni budaya nongnong dapat diajarkan di tingkat pendidikan, terutama di sekolah-sekolah menengah di Kabupaten Fakfak.

“Nongnong ini sebenarnya sejenis budaya atau seni khas orang Mbaham Matta. Banyak yang masih bisa menuturkan, tapi untuk menyampaikannya kembali memang agak sulit. Mudah-mudahan ke depan bisa ditularkan lewat dunia pendidikan,” ujarnya.

Stephanus menjelaskan, banyak yang keliru mengartikan nongnong sebagai pantun. Padahal, nongnong bukanlah pantun, melainkan bentuk senandung jiwa — ungkapan perasaan, isi hati, dan keadaan batin seseorang pada suatu waktu.

“Nongnong itu seperti kita bersenandung. Dulu, sebelum ada media dan teknologi, orang Mbaham Matta menggunakan nongnong untuk menyampaikan isi hati, bahkan sebagai tanda bagi keluarga yang jauh,” jelasnya.

Ia mencontohkan, pada masa lalu, saat seseorang duduk di sore hari di para-para sambil menyeruput kopi, dan melihat asap di kejauhan, itu bisa menjadi tanda. Dari kejauhan, seseorang akan “nong” — bersenandung untuk menyapa, merindukan keluarga, atau mengenang kisah dengan kekasih yang jauh.

Menariknya, nongnong terbagi menjadi dua jenis, salah satunya disebut kenebi.

Kenebi adalah bentuk senandung duka yang dilantunkan saat ada keluarga yang meninggal dunia.

“Kalau ada yang meninggal, terutama di kalangan orang Mbaham Matta, biasanya mama-mama langsung bersenandung dari depan pintu rumah, menyampaikan rasa kehilangan dan kesedihan lewat kenebi,” tambah Stephanus.

Baginya, nongnong dan kenebi bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga cermin kepekaan jiwa dan kedalaman rasa orang Mbaham Matta. Ia berharap generasi muda Fakfak bisa kembali mengenal dan melestarikan seni tutur ini agar tidak hilang ditelan waktu.

Penulis: Arya Sanaky || Editor: Redaksi Embaranmedia

Baca Lainnya

Pemerhati Budaya Tekankan Pelestarian Nongnong, Warisan Unik Mbaham Matta

2 November 2025 - 11:09

HUT ke-125 Fakfak: Festival, Parade Adat, dan Artis Nasional Siap Guncang Kota Pala

2 November 2025 - 10:18

Kue Sifon Pala, Inovasi Manis yang Harumkan Festival Kota Pala Fakfak

2 November 2025 - 10:03

Kemenag Fakfak Tegaskan Kepengurusan LPPD Baru Cacat Prosedur

2 November 2025 - 08:27

Ini Daftar Penerima yang Tidak Layak Terima Bansos, Cek di Sini!

2 November 2025 - 07:51

Trending di Berita
WhatsApp
error: