EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Pemerhati budaya Fakfak, Stephanus Weripang, menegaskan pentingnya pelestarian nongnong—senandung khas masyarakat Mbaham Matta—sebagai salah satu warisan budaya yang tidak ditemukan di daerah lain. Hal ini ia sampaikan dalam momentum Festival Pesona Kota Pala 2025 yang berlangsung meriah di Kabupaten Fakfak.
Menurut Stephanus, nongnong bukan sekadar nyanyian tradisional, tetapi juga memiliki nilai linguistik dan identitas budaya yang kuat. Ia menjelaskan, nongnong hanya dapat dinyanyikan menggunakan bahasa Mbaham atau bahasa Iha, sebab jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maknanya menjadi kaku dan kehilangan keindahan aslinya.
“Nongnong itu adalah salah satu warisan tradisi budaya orang Mbaham Matta yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Karena itu, penting untuk terus ditampilkan dan diajarkan kepada generasi muda agar tidak hilang,” ungkap Stephanus.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Fakfak, khususnya Bidang Kebudayaan, yang terus memberi ruang bagi pelestarian budaya lokal. Stephanus berharap agar pemerintah daerah semakin serius dalam mengembangkan dan memperkenalkan kekayaan tradisi Mbaham Matta kepada publik.
Selain itu, Stephanus mengusulkan agar pada penyelenggaraan festival mendatang, kategori nongnong dapat dibedakan untuk tingkat anak-anak dan pelajar. Menurutnya, hal ini penting karena mereka merupakan penerus bahasa dan budaya lokal di masa depan.
“Tahun lalu saya sempat merekomendasikan agar ada kategori khusus bagi pelajar. Karena mereka inilah yang akan melanjutkan generasi kita ke depan, terutama dalam menjaga bahasa dan budaya. Kalau tidak dikembangkan sejak dini, rasa cinta terhadap budaya bisa hilang,” tambahnya.
Stephanus juga menyoroti upaya pemerintah daerah dalam menjaga bahasa daerah, salah satunya dengan penerbitan Kamus Bahasa Iha oleh Dinas Pariwisata beberapa tahun lalu. Ia berharap langkah tersebut dapat diperkuat melalui kerja sama lintas sektor.
“Ke depan, mungkin bisa dikolaborasikan dengan Dinas Pendidikan agar anak-anak di sekolah bisa belajar bahasa daerah sejak dini. Dengan begitu, kita bisa menjaga bahasa dan budaya agar tidak terkikis dan hilang,” tutup Stephanus.
Melalui pesan tersebut, Stephanus mengajak seluruh masyarakat Fakfak untuk terus menanamkan kecintaan terhadap bahasa dan budaya lokal, sebagai bagian dari identitas dan jati diri orang Mbaham Matta.
Penulis: Arya Sanaky || Editor: Redaksi Embaranmedia







