Menu

Mode Gelap
HMI Komisariat STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak Buka Pendaftaran Basic Training (Latihan Kader 1) Angkatan ke-28 Percepat Sertifikasi Bandara Siboru, Bupati dan Wabup Fakfak Temui KLHK Dandim 1803/Fakfak Tinjau Pendistribusian Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Bangkitkan Nasionalisme, Dandim 1803/Fakfak Hadir di Tengah Siswa SMA Negeri 2 Fakfak MPW Pemuda ICMI Maluku Apresiasi Terobosan Bupati SBT Usulkan 3.258 Formasi PPPK Paruh Waktu Yayasan Cahaya Timur Nusantara Indonesia dan Pemkot Tual Lepas 120 Santri Tahun Ajaran 2025/2026

Opini

Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras

badge-check


					Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras, (EM/Istimewa). Perbesar

Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras, (EM/Istimewa).

EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Salah Seorang Akademisi di Kabupaten Fakfak Papua Barat, Samad Rumalolas, S.Sos menyoroti marak terjadinya kenakalan Pelajar belakangan ini yang terjadi di Kabupaten Fakfak Papua Barat.

Menurutnya, kondisi ini bisa dapat terjadi karena adanya pergeseran nilai, Pergeseran nilai disini ada beberapa yaitu nilai agama, moral dan tentunya nilai, Pendidikan dan tanggung jawab.

“Kalau Bicara tentang Nilai Agama, Kabupaten Fakfak sebagai daerah yang mayoritas muslim atau orang sebut dengan serambi Mekkahnya Papua, mabuk yang melanggar norma agama seakan menjadi biasa, semestinya hal ini haram dalam pandangan agama, tetapi nilai itu sudah tergeser. Kalau orang tua-tua dulu sering sampaikan bahwa Alkohol atau minum yang memabukkan adalah sumber kejahatan, tetapi sekarang orang bersentuhan dengan sumber kejahatan seakan menjadi lumrah,”kata Samad Rumalolas, Salah Satu Akademisi di STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak ini kepada embaranmedia.com, Sabtu (19/04/2025).

Lebih lanjut, Samad Rumalolas mengatakan, nilai moral, kalau duluhnya  orang mabuk di jalan itu merupakan AIB, dia akan malu dan berkurung dalam rumah paling cepat 3 – 7 hari baru keluar rumah, kenapa itu terjadi karena malu tadi.

“Kalau Nilai Pendidikan, dalam dunia pembelajaran ada 3 (tiga) hal yang harus dicapai oleh seorang pendidik ke muridnya yaitu Affective (Sikap), Kognitif (Pengetahuan) dan Psikomotorik (Ketrampilan). Kurikulum pendidikan sebelumnya bisa kita lihat, apabila ada anak yang Nilai Agama dan Nilai PMP (Pendidikan Moral Pancasila) mendapatkan 5, maka anak itu tidak naik kelas. Kenapa itu terjadi, karena memang basic agama dan moral itu menjadi tujuan utama dalam pendidikan, untuk apa anak kita pintar, tetapi tidak bermoral dan tidak tunduk pada nilai-nilai agama,”tandasnya.

Samad Rumalolas menegaskan bahwa tanggungjawab, orang tua sekarang lebih menitik beratkan pendidikan pada Guru di Sekolah, sebenarnya pendidikan itu menjadi tanggung jawab utama orang tua,bukan guru, guru hanya sebagai komplementer atau pelengkap.

“Apabila kita melihat waktu anak di sekolah hanya sekitar 7 – 8 Jam, artinya waktu dengan orang tua sekitar 15-16 Jam. Dipotong waktu tidur malam sekitar 8 Jam, maka waktu di rumah itu lebih banyak ketimbang disekolah, bagaimana pendidikan dititik beratkan ke sekolah sedangkan dirumah tidak ada proses pendidikan,”tegasnya.

Samad Rumalolas pun memberikan solusi kepada Pemerintah Daerah Fakfak telah menerbitkan aturan tentang Larangan Minum Keras di Fakfak, Perda ini harus dilaksanakan kembali.

“Perlu dilakukan Patroli bersama oleh pihak Kepolisian dan Satpol untuk kontrol masyarakat, perlu komunikasi antara orang tua dengan anak, dan harus kembalikan Aturan jam belajar untuk anak sekolah,”pintanya.

Ia pun menegaskan, anak sekolah tidak dibenarkan berkeliaran pada jam-jam tertentu yang sudah ditentukan.

“Memberikan waktu luang bersama dengan anak. Sebisa mungkin, luangkan waktu bersama dengan anak untuk mendengar apa yang menjadi kerisauannya, kesenangannya, ketidaksukaannya dan juga cerita tentang keinginannya dan juga harapannya ke depan. Ada yang perlu di koreksi, bicarakan dengan cara yang bijak yang tidak membuatnya menjadi rendah diri, harus juga Berikan Pemahaman tentang resiko, konsekuensi dan tanggung jawab,”pungkasnya. (EM/AZT).

Baca Lainnya

Seruan Pemuda Fakfak: Serius Tangani Pendidikan Gratis Sesuai UU Otonomi Khusus

16 Juli 2025 - 08:29

Serangan AS ke Iran Ancam perdamaian Dunia

22 Juni 2025 - 19:02

Fakfak Butuh Prioritas: Bukan Kendaraan Dinas Yang Berlebihan

1 Mei 2025 - 19:01

Mengelola Dana OTSUS Papua Jangan Macam Menggarami Air Laut

27 April 2025 - 17:08

Persoalan Honorer Non Data Base di Fakfak, Samad Rumalolas Minta Pemda Segera Cari Solusi

22 April 2025 - 10:03

Trending di Opini
WhatsApp
error:

https://sman1kadupandak.sch.id/data/

GB777

slot gacor

GB777

GB777

slot gacor

GB777

slot gacor

PG99

PG99

PG99

PG99

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

Slot Gacor Slot Gacor