EMBARANMEDIA.COM, SORONG – Rabu (1/10/2025) tepat hari ini, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang ke-59 tahun, sejak peristiwa kelam G30S/PKI 1965 yang mengancam keutuhan bangsa. Peringatan ini bukan sekadar mengenang sejarah, melainkan momentum penting untuk meneguhkan kembali Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia.
Kabid Politik & Demokrasi Badko HMI PB-PBD, Muhammad Ali Rumadaul, menegaskan bahwa Kesaktian Pancasila adalah simbol kekuatan sekaligus keteguhan ideologi bangsa. Menurutnya, Pancasila telah terbukti menjadi benteng kokoh yang menyatukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
“Kesaktian Pancasila merupakan kekuatan dan keteguhan ideologi bangsa. Sebagai pewaris peradaban, kita wajib menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila serta mempertahankannya dari segala bentuk ancaman dan tantangan. Itu adalah bentuk pengabdian nyata kepada bangsa dan negara,” ucapnya.
Namun, Muhammad Ali Rumadaul mengingatkan bahwa mempertahankan Pancasila tidak cukup hanya dengan membaca sejarah atau menggelar perayaan secara seremonial. Yang jauh lebih penting adalah membumikan nilai-nilainya dalam praktik kehidupan nyata, agar Pancasila tidak hanya berhenti sebagai slogan atau hiasan teks dalam pembukaan UUD 1945.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah semangat membumikan nilai-nilai Pancasila bagi seluruh rakyat Indonesia, dari kota hingga pelosok desa. Sebab, masih banyak persoalan yang kita jumpai di tengah kehidupan kita, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial. Persoalan itu muncul karena kurangnya edukasi dan penghayatan terhadap Pancasila,” ujarnya.
Ia pun berharap momentum Hari Kesaktian Pancasila dapat menjadi ajang refleksi mendalam bagi seluruh elemen bangsa. Muhammad Ali Rumadaul menekankan agar peringatan ini tidak hanya dipusatkan di kota-kota besar, tetapi juga menyentuh masyarakat di kampung-kampung terpencil.
“Sesekali buatlah kunjungan kerja ke berbagai daerah atau kampung-kampung. Jadikan momentum ini sebagai upaya rekonstruksi kembali khittah perjuangan dan cita-cita bangsa. Jangan sampai Pancasila hanya diperingati di ruang-ruang elite, tetapi melupakan rakyat kecil yang sesungguhnya menjadi kekuatan bangsa,” tegasnya.
Menurutnya, peran tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, hingga tokoh pemuda sangat dibutuhkan untuk memberi teladan dalam mengamalkan Pancasila. Lebih khusus lagi, ia menyoroti tanggung jawab pejabat negara dalam menjalankan Trias Politika (eksekutif, legislatif, yudikatif) agar tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila, sehingga kebijakan yang dilahirkan selalu berpihak pada kepentingan rakyat.
“Baik buruknya bangsa ini ke depan sangat ditentukan oleh sejauh mana kita memberikan pesan dan kesan yang baik bagi anak-anak dan cucu kita. Mereka adalah penerus estafet bangsa, dan mereka berhak mendapatkan warisan nilai luhur yang kokoh sebagai pedoman hidup,” tambahnya.
Dengan semangat itu, Hari Kesaktian Pancasila 2025 bukan hanya menjadi simbol kekuatan ideologi, melainkan juga momentum untuk menanamkan kesadaran kolektif bahwa Pancasila adalah milik semua, harus dihidupi bersama, dan dijaga sepanjang masa.
Selamat Hari Kesaktian Pancasila ke-59 (1966–2025). Mari satukan tekad untuk membumikan nilai-nilai Pancasila demi Indonesia yang lebih adil, beradab, dan sejahtera.
Penulis : Arya Sanaky || Editor : Redaksi Embaranmedia