EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas tanaman pala, Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak menggelar sosialisasi pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) kepada para petani di lima kampung, yakni Kampung Wambar, Pirma, Mandopma, Sekru Tuare, dan Wartutin.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 30 September hingga 7 Oktober 2025 ini menyasar 35 petani pala dengan total lahan intervensi seluas 35 hektare. Sosialisasi ini menjadi langkah preventif terhadap kebun pala yang terindikasi terserang hama dan penyakit.
Para petani mendapat informasi terbaru terkait jenis-jenis OPT yang kerap menyerang tanaman pala, seperti penggerek batang, busuk buah, dan serangan jamur. Selain itu, peserta juga dibekali dengan metode pengendalian secara mekanis, kimiawi, dan hayati.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST., MT., menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi untuk mendukung keberhasilan Program Pala Unggul Fakfak. Program tersebut sejalan dengan visi dan misi “Fakfak Membara” (Membangun Bersama Rakyat).
“Melalui sosialisasi dan pendampingan teknis langsung kepada petani, kami menargetkan penurunan signifikan terhadap serangan hama dan penyakit yang menjadi ancaman utama bagi tanaman pala,” jelasnya.
Lebih lanjut, Widhi menegaskan bahwa pengendalian OPT merupakan komponen penting dalam roadmap Pala Unggul Fakfak. Peningkatan produktivitas tidak hanya bergantung pada bibit unggul dan budidaya, tetapi juga pada kesehatan tanaman melalui pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
“Tanaman harus sehat. Itu dimulai dari pengendalian hama dan penyakit. Jika OPT bisa dikendalikan, produktivitas akan meningkat dan kesejahteraan petani pun ikut terdongkrak,” tuturnya.
Widhi menegaskan bahwa Dinas Perkebunan selalu berkomitmen untuk terus melanjutkan kegiatan serupa secara rutin demi menjaga eksistensi Fakfak sebagai salah satu sentra pala unggulan di Indonesia.
Kepala Bidang Perlindungan Tanaman Perkebunan, Kontantinus Uswanas, S.St, menjelaskan bahwa pengendalian OPT tidak bisa dilakukan secara sporadis.
“Kita ingin petani lebih siap dan responsif. Pencegahan dan deteksi dini jauh lebih efektif untuk mengurangi kerugian,” ujarnya.
Salah satu petani pala, Abdul Husein Samai, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini.
“Sebelumnya saya kesulitan mengenali gejala awal serangan hama. Setelah ikut sosialisasi ini, saya jadi tahu cara mengidentifikasi dan mengatasi serangan sebelum menyebar luas,”ungkapnya.
Jurnalis: AZT || Editor: Redaksi Embaranmedia