EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Pala Tomandin menjadi salah satu komoditas unggulan Kabupaten Fakfak yang dikenal memiliki cita rasa, aroma, serta kualitas khas. Keunikan ini menjadikan Pala Tomandin semakin dikenal di pasar nasional maupun internasional.
Namun, menghadapi persaingan global yang semakin ketat, peningkatan mutu dan kualitas pala dinilai sangat penting. Hal ini disampaikan Staf Khusus Bupati Fakfak, Charles Kambu, S.Sos., M.Si, saat membuka Sosialisasi Mutu dan Kualitas Pala Tomandin Fakfak di Ruang Rapat Tomandin Dinas Perkebunan Fakfak, Rabu (12/11/2025). Kegiatan ini diikuti 20 peserta dari pelaku usaha grosir perdagangan antar pulau dan pengepul pala.
Sosialisasi menghadirkan dua narasumber, yakni Zhang Jie, Direktur PT Semesta Trading Internasional asal Tiongkok, dan Sofi Ekawati, Direktris PT Global Spcies Papua.
Zhang Jie yang fasih berbahasa Indonesia menyampaikan bahwa saat ini negaranya sangat membutuhkan Pala Tomandin asal Papua karena memiliki kekhasan yang unggul untuk industri pengolahan rempah. Ia datang langsung ke Fakfak untuk melihat sumber produksi dan proses pengolahan mulai dari budidaya hingga pascapanen.
“Saya ingin memastikan pelaku usaha di Fakfak benar-benar menjaga kualitas pala. Harga pala dunia sangat bergantung pada mutu,” ujarnya.
Di Provinsi Guanzi, Tiongkok, harga pala kulit mencapai 20–27 CNY atau setara Rp48.800–Rp63.000 per kilogram, tergantung kualitas. Namun Zhang menilai kualitas pala Fakfak yang masuk ke China masih di bawah standar karena banyak produk yang masih muda serta pengeringan dan pemisahan yang belum tepat.
Ia menegaskan kehadirannya bukan sebagai pembeli, tetapi untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengolahan pala yang berkelanjutan dan modern agar dapat bersaing di pasar internasional.
Direktur PT Global Spcies Papua, Sofi Ekawati, menekankan pentingnya menunggu waktu panen yang tepat. Menurutnya, buah pala yang benar-benar matang akan menghasilkan mutu terbaik dan bernilai tinggi.
Saat ini Global Spcies Papua membeli pala sistem kilogram dengan harga Rp45.000/kg, atau setara Rp780.000 per 1.000 biji untuk pala tua kondisi mentah. Harga tersebut diberikan untuk memenuhi standar pasar global yang semakin ketat terhadap mutu dan kualitas.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong pengembangan komoditas unggulan daerah melalui Program Strategis Pala Unggul Fakfak.
Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga peningkatan mutu dan kualitas pala agar mampu bersaing di pasar nasional dan internasional. Sosialisasi menjadi langkah penting untuk menyamakan persepsi pelaku usaha terkait standar mutu, penanganan pascapanen, hingga sistem perdagangan yang berdaya saing.
“Harapannya, para pelaku usaha grosir dan pengepul dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas produk. Setiap butir pala yang keluar dari Fakfak harus mencerminkan kualitas terbaik,” tegasnya.
Kegiatan ini juga menjadi wadah koordinasi dan edukasi untuk menuju penerapan sertifikasi mutu dan Indikasi Geografis (IG), bagian penting dari arah kebijakan Program Pala Unggul Fakfak.
Widhi mengajak semua pihak untuk menjaga identitas dan keaslian Pala Tomandin sebagai kebanggaan masyarakat Fakfak. “Mari jadikan pala bukan hanya sumber penghidupan, tetapi simbol kearifan lokal dan potensi ekonomi berkelanjutan yang diminati pasar global karena mutu dan kualitasnya,” ujarnya.
Jurnalis: AZT || Editor: Redaksi Embaranmedia







