Menu

Mode Gelap
21 Personel Gabungan Laksanakan Pencarian Ipti Tomi S Marbun di Sungai Rawara Pengelolaan Sampah di Kabupaten Fakfak Papua Barat Perlu Partisipasi Masyarakat Aktif PLN ULP Fakfak Beberkan Alasan Penyegelan Listrik Dinas Kesehatan Sri Vonny Notanubun Nimbitkendik Resmi Nahkodai GOW Fakfak Periode 2025-2030 Prajurit Korem 182/JO dan Kodim Fakfak Terima Sosialisasi Hukum dari Dansubdenpom Fakfak Berjalan Dengan Tertib dan Lancar, 68 Siswa SMP Negeri 1 Kokas Mulai Ikut UASBK Tahun 2025

Opini

Mencari Sosok Pahlawan Di Masa Transisi

badge-check


					Mencari Sosok Pahlawan Di Masa Transisi Perbesar

Oleh: Ismail Weripang, S.IP

Negarawan Muda

Embaranmedia.com – Judul tersebut sengaja dibuat untuk menarik kesimpulan kata “PENCITRAAN” sebagai objek tujuan dari tulisan ini.  Hari ini,  dengan mudah kita bisa menyaksikan bagaimana cara penggiringan opini publik dengan menggunakan media sosial.  

Maka mencari sosok pahlawan yang tak terlihat tetapi selalu ada itu benar-benar sulit.  Karena saat ini,  para penjahat, para koruptor, para mafia,  punya cara tersendiri mengelabui opini publik menggunakan media sosial.  

Terbuka lebar pintu kemungkinan bagi siapa saja,  termasuk seorang koruptor kelas kakap, bahkan para mafia juga bisa saja berpeluang besar masuk dan ikut serta bermain-main dalam penggiringan opini publik. para buzer bayaran juga ikut serta menyebar informasi yang bisa saja ditelan mentah-mentah oleh masyarakat awam, dan kemudian memicuh pecah-belah dalam kehidupan berbangsa.  

Itulah kenapa negeri ini mendambakan munculnya sosok pahlawan dari kegelapan, dari ketidakterdugaan, dari kemustahilan. ibarat mutiara yang berabad-abad tersimpan didasar laut,  untuk menemukannya,  kita butuh usaha untuk menyelami jauh ke dasar laut.  sang mutiara yang tersimpan berabad-abad lamanya,  akan mahal dan benilai harganya di hadapan publik, jika ia muncul dipermukaan laut.  

Tak peduli kata-kata “Gilileo” yang meluncur dari dalam lakon bertolt brecht;  “tak berbahagialah negeri yang memerlukan pahlawan”. Namun Indonesia sekarang,  sangat membutuhkan pahlawan yang berani dimasa-masa transisi. 
Indonesia yang harus melalui masa-masa transisi yang berbahaya pasca virus covid-19 harus memunculkan sang pahlawan dari dasar laut. penulis kurang setuju jika ada yang menyebutkan bahwa “segala sesuatu bisa dikendalikan dengan money” itu berarti kita harus setuju bahwa para mafia,  para koruptor, para penjahat,  bisa saja memegang kendali arah kebijakan publik.  

Tentu saja,  lubang dimasa transisi tidak cukup diisi oleh satu atau dua orang pahlawan. paling tidak,  jumlah pahlawan itu ada disetiap daerah,  ada disetiap lingkungan masyarakat dimana tempat kita tinggal.  
apa ciri-cirinya,  mereka yang selalu amanah,  cerdas,  punya empati, punya rasa tanggung jawab,  dan takut terhadap Tuhan.  seperti apa yang dikatakan Prof.  Salim Said,  jika suatu bangsa tidak ada yang ditakuti,  maka tidak akan maju bangsa itu.  

Sosok pahlawan itu ada pada diri anda,  jika anda mau. sosok pahlawan itu dimulai dengan kebaikan kecil yang terus berulang-ulang,  dimulai dari diri sendiri,  konsisten memegang idealisme bahwa yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Persoalan Honorer Non Data Base di Fakfak, Samad Rumalolas Minta Pemda Segera Cari Solusi

22 April 2025 - 10:03

Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras

19 April 2025 - 13:17

Akademisi Soroti Optimalisasi Fasilitas Transportasi di Bandara Siboru: Minta Peran Serius Pemda Fakfak

15 April 2025 - 10:28

Militer Islam Penjaga Agama, Negara, dan Umat

23 Maret 2025 - 14:27

Krisis Moral Guru dalam Sistem Sekuler, Urgensi Solusi Islam

20 Maret 2025 - 09:37

Trending di Opini
WhatsApp
error: