Banyak Makna Dan Keutamaan Yang Terkandung Saat Berpuasa di Bulan Suci Ramadhan

- Jurnalis

Minggu, 24 April 2022 - 02:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Ustadz Drs. Hi. Mustaghfirin, M.Si

Embaranmedia.com, Fakfak – Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan, kapan bulan Ramadhan itu memiliki keutamaan ? sudah barang tentu bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, kalau seandainya orang itu tidak berpuasa berarti tidak ada artinya dari keutamaan Ramadhan itu sendiri.

Oleh karena itu, sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang intinya adalah Rasullah SAW itu pada hari terakhir bulan Saqban memberikan Khutbah kepada para Sahabat, yang bunyinya adalah “Wahai manusia sungguh kalian telah dinaungi oleh bulan yang agung dan penuh berkah, bulan yang agung dan penuh berkah itu adalah bulan Ramadhan. Karena di dalam bulan Ramadhan itu disebut syahrun Mubarak dan di dalam bulan Ramadhan itu terdapat satu malam yang kita kenal dengan Lailatul Qadar, yang mana lailatul qadar itu apabila kita memperoleh pahala sebanding dengan seribu bulan”.

Kapan pahala seribu bulan itu bisa kita terima ? apabila kita melakukan amal ibadah tepat pada malam yang dimana malam itu turun yang namanya Lailatul Qadar, tetapi seandainya lailatul qadar turun kita tidak berbuat apa-apa , ya tidak ada artinya buat kita. Di dalam bulan Ramadhan juga kita diwajibkan untuk berpuasa, disamping juga kita dianjurkan untuk melakukan qiamul lail (melakukan sholat malam), apabila kita melakukan sholat sunnah itu sama dengan kita melaksanakan ibadah farduh yang diluar dari pada bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan ini juga adalah syahrul sobri yaitu bulan yang harus di alami dengan penuh kesabaran, karena kita lapar yang biasanya lapar itu adalah penuh emosi tapi kesabaran itu yang akan mengendalikan diri kita, sehingga bulan Ramadhan itu di sebut Syahrul Sobri bulan kesabaran karena orang berpuasa harus menghadapinya dengan kesabaran dan kesabaran itu pahalanya adalah surga.

Baca Juga :  Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?

Disamping itu juga, Bulan Ramadhan ini sepuluh hari pertama itu adalah periode rahmat, jadi kita mendapatkan rahmat dari Allah SWT karena umur kita yang diberikan oleh Allah SWT pada bulan Ramadhan dan kasih saying Allah SWT itu adalah penting bagi kita untuk menjalani ibadah puasa. Kemudian pertengahan periode sepuluh hari pertengahan disebut dengan maghafira (Ampunan), periode ampunan ini tidak bisa kita peroleh kalau kita tidak melewatinya dengan periode pertama yaitu rahmat, maghafira kita peroleh barulah kita pada periode terakhir yaitu kita mendapatkan satu predikat terbebas dari api neraka.

Baca Juga :  Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?

Pada hari Kiamat kita membutuhkan yang namanya kita bebas dari api neraka, kalau sudah bebas dari api neraka, berarti kita masuk kedalam surge. Kapan bebas dari api neraka itu bisa kita peroleh ? apabila kita melewatinya dengan periode pertama yaitu rahmat dilanjutkan dengan periode kedua yaitu maghafira, kedua hal ini sudah kita jalani dan benar-benar memperoleh, sudah barang tentu semua dosa yang pernah kita lakukan akan diampuni oleh Allah SWT. Ketika dosa kita diampuni Allah SWT, Maka kita akan masuk kedalam surganya Allah SWT yang telah dijanjikan kepada kita bagi orang yang telah melaksanakan ibadah puasa dan melakukan amaliah-amaliah ibadah terlebih lagi apabila kita memperoleh pahala satu malam yaitu malam lailatul qadar.

Saudara-saudaraku, pernahkah kita merasa memperoleh lailatul qadar ? lailatul qadar itu adalah bersifat subjektif, perasaan orang memperoleh lailatul qadar berbeda dengan perasaan yang dimiliki oleh orang lain. Tapi apabila kita beribadah dan merasa legah kita, maka insyaallah itu kita mendapatkan satu malam yang namanya malam lailatul qadar.

Baca Juga :  Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?

Kemudian, Harapan kita dalam malam Lailatul Qadar adalah karena Lailatul Qadar itu turun pada bulan Ramadhan, maka kita melaksanakan amaliah ibadah mencari, memburu malam lailatul qadar itu dari malam pertama bulan Ramdhan hingga terakhir dari bulan Ramadhan. Insyallah pasti kita akan memperoleh satu malam dari malam lailatul qadar itu yaitu khairun min alfisahri yakni satu malam yang nilainya lebih dari pada seribu bulan, apabila kita hitung dengan umur seribu bulan identik dengan analur 83 Tahun, padahal umur umat manusia adalah antara 60-70 tahun itu adalah umur kita.

Kalau kita diberikan umur lebih dari 70 tahun berarti Allah SWT telah memberikan bonus umur kepada kita, oleh karena itu harus kita syukuri dan kalau kita pintar bersyukur Allah SWT akan menambahi nikmat tetapi kalau tidak pintar bersyukur dan ingkar dari nikmat Allah SWT, maka tunggulah siksa yang pedih dan musibah yang menimpah kepada kita. (EM/**)

Berita Terkait

Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?
Krisis Kepemimpinan di HMI Cabang Fakfak: Hambatan dalam Pengkaderan dan Masalah Lainnya
Perjuangan Saiful Darlen Wakili Polinef di Forum FKMTSI pada Temu Wicara Regional ke-VIII Wilayah XVI Tanah Papua
Urgensi Pelaksanaan Konferensi HMI Cabang Fakfak
Opini WTP vs Pencitraan Kepala Daerah
Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
Pembangunan Melejit, Ekonomi Makin Sulit
Pemilu Serentak, Hajatan Boros Dalam Sistem Keropos
Berita ini 98 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 10 September 2024 - 22:08 WIB

Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?

Selasa, 6 Agustus 2024 - 21:52 WIB

Krisis Kepemimpinan di HMI Cabang Fakfak: Hambatan dalam Pengkaderan dan Masalah Lainnya

Rabu, 31 Juli 2024 - 14:43 WIB

Perjuangan Saiful Darlen Wakili Polinef di Forum FKMTSI pada Temu Wicara Regional ke-VIII Wilayah XVI Tanah Papua

Kamis, 25 Juli 2024 - 14:27 WIB

Urgensi Pelaksanaan Konferensi HMI Cabang Fakfak

Senin, 10 Juni 2024 - 20:59 WIB

Opini WTP vs Pencitraan Kepala Daerah

Berita Terbaru

KPU Kabupaten Fakfak

Pleno DPSHP Sukses, Berikut Total Pemilih Sementara di Distrik Fakfak Tengah!

Kamis, 12 Sep 2024 - 09:58 WIB

error: