Buka Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Presiden: Perlu Pemikiran ‘Abu Nawas’ Dalam Hadapi Krisis

- Jurnalis

Kamis, 8 September 2022 - 20:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Buka Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Presiden: Perlu Pemikiran ‘Abu Nawas’ Dalam Hadapi Krisis, (Foto: Setkab.go.id)

Buka Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Presiden: Perlu Pemikiran ‘Abu Nawas’ Dalam Hadapi Krisis, (Foto: Setkab.go.id)

Embaranmedia.com, Fakfak – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka secara resmi Sarasehan 100 Ekonom Indonesia Tahun 2022, Rabu (07/09/2022), di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan. Forum yang dihadiri sebanyak 100 ekonom dengan berbagai latar belakang profesi ini mengangkat tema ‘Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia’.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan kepada para ekonom untuk meninggalkan cara-cara lama dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian, berubah begitu cepat, serta dihadapkan pada berbagai krisis saat ini.

“Saya juga titip pada para ekonom, jangan menggunakan pakem-pakem yang ada, jangan menggunakan sesuatu yang standar, karena ini keadaannya tidak normal, sangat tidak normal. Dibutuhkan pemikiran yang ‘Abu Nawas’, yang kancil-kancil gitu, agak melompat-lompat, tapi memang, memang harus seperti itu,” ujar Presiden.

Selain itu, Presiden juga menekankan bahwa dalam bekerja di tengah situasi yang sangat tidak normal seperti sekarang dibutuhkan kerja yang sangat detail bukan hanya pada level makro.

Baca Juga :  Resmikan Produksi Smelter PT Freeport Indonesia, Presiden Jokowi: Dorong Hilirisasi dan Penerimaan Negara

“Bekerja sekarang pun tidak bisa makro saja, enggak bisa. Ditambah mikro pun mungkin masih juga belum dapat. Sehingga makro iya, mikro iya, detail, fokus,” ujarnya.

Presiden mengungkapkan, perubahan yang bergitu cepat saat ini diawali dengan pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Presiden pun bersyukur bahwa Indonesia tidak mengambil kebijakan lockdown yang dinilai akan membuat perekonomian nasional terkontraksi lebih dalam.

“Saat itu saya semadi, saya endapkan betul, apa benar kita harus melakukan itu. Dan jawabannya, saat itu saya jawab tidak usah lockdown, dan ternyata betul. Saya enggak bisa membayangkan kalau saat itu kita lockdown. Mungkin kita bisa masuk ke minus lebih dari 17 persen,” ujarnya.

Adanya pandemi, lanjut Presiden, mengajarkan bangsa Indonesia akan pentingnya konsolidasi semua komponen untuk mengatasi berbagai persoalan.

Baca Juga :  Menhub Budi Karya Sambut Baik Usulan DPR Revisi UU Pelayaran

“Dari pandemi kita juga belajar banyak mengenai bagaimana menghadapi guncangan-guncangan. Belajar sangat banyak, bagaimana mengonsolidasi negara ini agar bisa bersama-sama dari semua, dari pusat, kemudian provinsi, daerah sampai ke tingkat RT, dari yang namanya ormas bergabung dengan TNI, dengan Polri, masyarakat semuanya bergerak bersama-sama,” ujarnya.

Presiden menilai, konsolidasi seperti itu harus dilanjutkan untuk menghadapi pascapandemi serta ancaman krisis yang melanda dunia.

“Konsolidasi seperti itulah yang harus kita teruskan dalam menghadapi pascapandemi karena perang, karena adanya krisis energi, karena adanya krisis pangan, adanya krisis finansial. Yang paling penting kita bisa mengonsolidasi dari atas sampai ke bawah,” ujarnya.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta bahu-membahu bersama pemerintah untuk menuju Indonesia maju.

“Yang paling penting menurut saya jaga persatuan, jaga kesatuan kita, bahu-membahu untuk negara ini,” pungkasnya.

Baca Juga :  Peringati Hari Jadi Pertambangan dan Energi Ke-79, Menteri Bahlil Pimpin Apel dan Tabur Bunga di TMP Kalibata

Sementara itu, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad dalam sambutannya juga mendukung adanya kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, media, hingga kalangan akademisi untuk menjadi bagian dari upaya normalisasi perekonomian nasional.

“Perlu aksi-aksi nyata dalam proses normalisasi dengan melihat tantangan dan peluang yang saat ini terjadi,” ucap Tauhid.

Ia pun berharap kehadiran 100 ekonom dalam sarasehan ini dapat menjadi salah satu upaya untuk merumuskan rekomendasi beragam pilihan kebijakan terbaik agar ekonomi Indonesia dapat kembali pulih dan bangkit pascapandemi.

“Diharapkan dengan Sarasehan 100 Ekonom menghasilkan pokok-pokok pikiran yang menjawab upaya bangsa ini kembali pulih dan masyarakat lebih sejahtera,” tutur Tauhid.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, CEO CT Corp Chairul Tanjung, dan Senior Ekonom INDEF Didik J Rachbini. (EM/01)

Berita Terkait

Peringati Hari Jadi Pertambangan dan Energi Ke-79, Menteri Bahlil Pimpin Apel dan Tabur Bunga di TMP Kalibata
Menhub Budi Karya Sambut Baik Usulan DPR Revisi UU Pelayaran
Resmikan Produksi Smelter PT Freeport Indonesia, Presiden Jokowi: Dorong Hilirisasi dan Penerimaan Negara
Airlangga Hartarto: Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Hingga Akhir Tahun 2024
Peringati Hari Bhakti Radio ke- 79, Yohana Hindom Apresiasi RRI Yang Telah Jadikan Dirinya Sebagai Rumah Rakyat Indonesia
Proyek Mangkrak di Kampus Unpatti: Mahasiswa Desak Kejati Maluku Usut Dugaan Korupsi
Yasinan Kebangsaan PMII Kota Ambon Peringati HUT RI Ke- 79 Tahun di Rumah Adat Kota Palembang
Dianugerahi Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Jokowi, Menteri AHY Terus Fokus pada Target Capaian Kementerian ATR/BPN
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 29 September 2024 - 14:22 WIB

Peringati Hari Jadi Pertambangan dan Energi Ke-79, Menteri Bahlil Pimpin Apel dan Tabur Bunga di TMP Kalibata

Selasa, 24 September 2024 - 11:19 WIB

Menhub Budi Karya Sambut Baik Usulan DPR Revisi UU Pelayaran

Selasa, 24 September 2024 - 10:12 WIB

Resmikan Produksi Smelter PT Freeport Indonesia, Presiden Jokowi: Dorong Hilirisasi dan Penerimaan Negara

Senin, 16 September 2024 - 08:36 WIB

Airlangga Hartarto: Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Hingga Akhir Tahun 2024

Kamis, 12 September 2024 - 06:42 WIB

Peringati Hari Bhakti Radio ke- 79, Yohana Hindom Apresiasi RRI Yang Telah Jadikan Dirinya Sebagai Rumah Rakyat Indonesia

Berita Terbaru

error: