Embaranmedia.com, FAKFAK – GPI Papua minggu ini menggelar Pembacaan tentang Perumpamaan Seorang Penabur, Minggu, (30 Juli 2023)
Pdt Hein Termas, MTh, dalam khotbahnya mengawali dengan sebuah pertanyaan siapa seorang Penabur? Dalam konteks pergumulan bahwa kita semua adalah Penabur.
Pelaksanaan ibadah minggu V di jemaat GPI Papua Diaspora Pala-Pala Fakfak, dengan pembacaan Alkitab yang diturunkan dari Sinode GPI Papua yakni pada Injil Matius 13 ayat 1 sampai dengan 23, memaparkan ada empat karakter Penabur. Penabur yang menabur benih . Apa itu benih, benih yang dimaksud adalah Firman Tuhan.
Mimbar pemberitaan tidak selalu di dalam gereja, akan tetapi ada juga di lain tempat. Dalam pergumulan hidup setiap hari.
Sudahkah kita lakukan apa yang tergambar dalam pembacaan, dalam Injil Matius pasal 13 ayat (1) sampai dengan ayat (23). Dan menjadi ayat nats atau ayat emas dalam khotbah sesuai bacaan, terdapat pada Matius 13 : 16 “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”.
Inti khotbah sesungguhnya memberikan pesan bagi umat untuk di Minggu kelima ini, sebagai orang tua tetap kita jaga peran dan tanggung jawab sebagai, apa, hamba Tuhan, sebagai penabur bertanggungjawab, tapi kita harus juga bertanggung jawab untuk bisa menjaga, merawat, memelihara tanggungjawab itu.
Sebagai Penabur kita menabur benih yaitu benih firman Tuhan dan kepada anak-anak, mereka menjadi anak-anak yang akan bertumbuh dengan benih itu sendiri, supaya mereka bisa menjadi anak-anak yang kuat dalam iman, kokoh untuk berdiri dan melangkah sebabnya, tantangan dunia ini semakin terus menjadi bagian dari hidup mereka.
Pesan penting dari firman Tuhan itu supaya kita menjadi keluarga-keluarga yang takut Tuhan dan sebagai Penabur yang juga bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak.
Intinya, pesan tadi berkaitan dengan Tema kita di bulan ini adalah Menghadirkan Kasih Allah dalam Kehidupan Keluarga dan Rumah tangga. Dan itu tema bulanan dan tema mingguannya adalah “orang tua bertanggung jawab untuk menabur, merawat kasih Allah tinggal dalam keluarga rumah tangga” saya kira tema tadi ketika sebagai Penabur orang tua menabur benih firman Tuhan dengan sendirinya kita telah menanamkan apa atau memberikan kehadiran Allah dalam hidup cinta kasih. (EM/FT)