EMBARANMEDIA.COM, SORONG — Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA) di halaman kampus pada Rabu sore, 21 Mei 2025, berujung ricuh. Kericuhan dipicu oleh penolakan massa aksi terhadap rencana pengalihan Gedung Malak menjadi Fakultas Kedokteran, yang membuat mahasiswa penghuni gedung tersebut terpaksa dipindahkan.
Di tengah kekacauan itu, terjadi aksi pengeroyokan terhadap salah satu mahasiswa yang juga kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muhammad Taufik. Ia mengaku menjadi korban pemukulan dan menduga kuat bahwa peristiwa tersebut dipicu oleh provokasi dari seorang oknum dosen.
“HMI tidak akan tinggal diam. Ini bukan soal pribadi, tapi sudah menyangkut marwah organisasi dan dunia akademik. Apalagi, kalau benar ada dosen yang menjadi dalangnya,” ujar Taufik kepada wartawan.
Ketua Umum HMI Cabang Sorong, Mukhlis Rumadan, mengecam keras insiden tersebut. Ia menilai tindakan pengeroyokan sebagai bentuk premanisme yang tak pantas terjadi di lingkungan kampus.
“Kalau dunia akademik dirusak oleh tindakan-tindakan brutal seperti ini, apalagi melibatkan oknum pendidik, maka ini adalah alarm bahaya. Kami akan menempuh jalur hukum,” tegas Mukhlis.
HMI Sorong, lanjutnya, telah melakukan audiensi dengan pihak kepolisian dan mendorong aparat penegak hukum (APH) untuk segera menangkap para pelaku, termasuk pihak yang diduga menjadi provokator.
“Kami minta polisi bertindak cepat. Jangan sampai premanisme tumbuh subur di kampus. Ini mencoreng nilai-nilai pendidikan itu sendiri,” tambahnya.
Mukhlis juga mendesak Rektor UNIMUDA, Dr. Rustamaji, untuk segera mencopot oknum dosen yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Menurutnya, seorang dosen seharusnya menjadi teladan, bukan justru menjadi pemicu pertikaian di tengah mahasiswa. (EM/Red).