Embaranmedia.com Jakarta- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengutuk keras aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Ia menyebut aksi tersebut sebagai Tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Menurut Jazilul aksi terorisme melalui tindakan bom bunuh diri tersebut tidak bisa dibenarkan dengan dalih apapun, termasuk dengan kedok agama. Sebab, semua agama menganjurkan perdamaian.
“Tidak ada agama yang menganjurkan aksi terorisme. Ini bertentangan dengan agama dan kemanusiaan. Karena itu, saya mengutuk keras aksi bom bunuh diri ini,” ungkap Jazilul, Selasa (30/3/2021).
Ia menyebut aksi yang menyebabkan 20 orang luka-luka dan dua terduga pelaku tewas tersebut akan mengoyak persatuan dan memunculkan praduga. Termasuk mencoreng citra agama, khususnya Islam yang sering dituduh sebagai pembenar aksi terorisme dengan dalih berjihad.
“Jihad dalam Islam tidak seperti itu. Itu adalah tindakan kelompok pengecut dengan berkedok pada agama,” tegas Jazilul.
Wakil Ketua Umum DPP PKB ini pun meminta masyarakat untuk bersatu, tetap tenang dan tidak merasa ketakutan dengan adanya teror tersebut. Sebab, ketakutan justru membuat para pelaku merasa berhasil dalam menjalankan misinya.
Jazilul turut mendorong Polri dan TNI untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Ia mengapresiasi respons cepat Polri dan TNI yang telah berhasil mengidentifikasi pelaku aksi bom bunuh diri.
“Polri dan TNI harus untuk bersatu padu, bergerak cepat mengungkap dalang di balik aksi bom bunuh diri ini. Para penegak hukum harus bisa memastikan bahwa kondisi bangsa kita benar-benar aman. Apalagi di tengah situasi pandemi COVID-19 sekarang ini, keamanan atau ketenangan masyarakat harus dijamin oleh negara,” ulas Jazilul.
Jazilul pun mendukung langkah Presiden Joko Widodo yang telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme. Perpres yang ditandatangani pada 6 Januari lalu bertujuan untuk mencegah ancaman ekstrimisme berbasis kekerasan dan mengarah pada aksi terorisme di Indonesia.
“Kami setuju dengan perpres tersebut demi terciptanya persatuan dan kerukunan, sekaligus mencegah lahirnya pikiran dan aksi ekstremis yang dapat memecah belah kedaulatan negara,” jelasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan pihaknya telah berhasil mengungkap identitas pelaku aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Selain itu, Polisi juga menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam aksi ini di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka diduga bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan.
Kapolri juga memerintahkan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror untuk mencari bagian dari kelompok teroris yang mengancam kehidupan masyarakat, dan mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak panik pasca-ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.