
Embaranmedia.com, Fakfak – Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 tepat jam 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat bangsa Indonesia marayakan proklamasi kemerdekaan. Kepastian itu didapatkan setelah Jepang menyerah kepada sekutu akibat kota Hiroshima dan Nagasaki di bombardier oleh sekutu.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh para pejuang kemerdekaan yang dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta untuk membacakan teks proklamasi kemerdekaan didepan seluruh rakyat Indonesia yang hadir dan disiarkan melalui saluran radio ke seluruh penjuru Indonesia.

Sejarah perjuangan yang begitu panjang, maka setiap tanggal 17 Agustus seluruh rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaan. Banyak hal yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus diantaranya diadakannya upacara peringatan hari kemerdekaan, kewajiban mengibarkan bendera merah putih diseluruh penjuru Indonesia, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya mulai dari lomba-lomba, ziarah ke makam pahlawan dan juga kegiatan pawai atau karnaval di berbagai daerah di Indonesia.
Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat salah satu wilayah yang menyelenggarakan kegiatan karnaval seacara rutin setiap tahunnya dalam rangka untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, hanya 2 tahun belakangan ini yang tidak diselenggarakan karena Pendemi Covid-19.

Karnaval menjadi tradisi tahunan menyambut 17 agustus atau 16 November HUT Kota pala Fakfak, baik dari Kategori TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan Umum. Ada yang menarik dalam Karnaval kali ini, yaitu penampilan dari peserta karnaval kategori umum/etnis dari Salawaku Muda Fakfak.
Hasil pantauan embaranmedia atraksi Cakalele dengan menggunakan parang asli sempat membuat penonton dan muspida yang berada di panggung terbuka rumah negara memberikan animo yang luar biasa, tepukan tangan dari ratusan penonton semakin menambah semarak karnaval ditengah guyuran hujan yang deras.
Disamping itu juga, Salawaku Muda Fakfak mempersembahkan Puisi kepada Bapak Bupati semakin mengharukan suasana, tarian lenso dan tarian gaba-gaba yang begitu indah diperlihatkan oleh Nona-nona Ambon membuat Bapak Bupati dan Isteri turun langsung ikut ambil bagian ditengah derasnya hujan.
“Cakalele adalah identitas kami, tujuan kami tampilkan di karnaval ini bukan untuk memamerkan kehebatan bermain parang/pedang, tetapi melestarikan dan mengeksplore budaya Ambon agar kami yang dirantau pun bisa tahu.
Tari lenso, gaba-gaba perlu kami tampilkan karena satu bagian tak terpisahkan dari adat dan budaya kami, dan esensinya kami hadir di karnaval ini sebagai wujud nyata kami akan selalu turut andil membantu membangun negeri Mbaham ini,”Ujar Abdul Basir Tuhepaly, SH salah satu fungsionaris Salawaku Muda Fakfak kepada embaranmedia.com usai mengikuti karnaval, Senin (15/08/2022) Kemarin. (EM/AZT)