Embaranmedia.com, Fakfak – Kampung Ugar, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat merupakan salah satu kampung yang masuk dalam 50 besar ajang Penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Karena itu, Kabupaten Fakfak menjadi sasaran kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Uno, yang dilakukan selama dua hari sejak 13 sampai 14 Oktober 2022.
Di hari pertama kunjungannya, Mas Sandi langsung menuju ke Kampung Ugar dan sekitarnya serta mendengarkan presentasi dari Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kampung Ugar. Dalam presentasinya, Sekretaris POKDARWIS Kampung Ugar, Soraya Biaruma menyampaikan bahwa Ugar meupakan salah satu kampung dalam Kawasan Konservasi yang diakui di Indonesia.
“Kampung Ugar merupakan salah satu kampung dalam kawasan konservasi yang dibangun dengan kesepakatan adat dan dukungan masyarakat adat melalui deklarasi adat yang dilakukan di Kampung Ugar pada tahun 2016,” Jelas Soraya
Kampung Ugar masuk dalam Kawasan Konservasi Taman Pesisir Teluk Berau yang diakui melalui SK Menteri KKP Nomor 79 tahun 2020 dan berada dibawah pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kaimana – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua Barat. Sebagai bagian dari Kawasan konservasi, Ugar telah secara aktif mempraktekkan nilai-nilai konservasi pada pembangunan kampung Ugar.
Didampingi oleh tim pengelola BLUD UPTD Pengelolaan KKP Kaimana, dan Konservasi Indonesi serta didukung penuh oleh Pemerintah Kabupten Fakfak melalui Dinas Perikanan dan Kelautan serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, beragam strategi konservasi diimplementasikan di Kampung Ugar sejak 2016. Mulai dari keterlibatan secara aktif dalam patroli Kawasan berbasis masyarakat, kegiatan-kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) hingga membuat kesepakatan tentang Perlindungan Ikan Hiu dan Pari di Kampung Ugar Untuk Mendukung Pariwisata Minat Khusus oleh masyarakat bersama tokoh adat dan pemerintah kampung Ugar.
Menurut Kepala BLUD UPTD Pengelolaan KKP Kaimana, Bapak Eli Auwe, A.PI, komitmen pemerintah kampung dan tokoh adat Kampung Ugar terhadap pengelolaan Kawasan konservasi sangat tinggi. “Keterlibatan Tokoh Adat dan masyarakat Ugar dalam patroli kawasan berbasis masyarakat menjadi bukti tingginya komitmen Ugar terhadap pengelolaan kawasan konservasi. Terakhir, kesepakatan yang dibuat bersama untuk perlindungan satwa dilindungi sebagai salah satu potensi pariwisata minat khusus, telah menjadi bukti penerapan konsep ekowisata atau pariwisata berkelanjutan di Kampung Ugar,” Ujar Eli.
Keterlibatan dan komitmen Kampung Ugar dalam pengelolaan Kawasan konservasi yang diinternalisasi dalam pengembangan pariwisata dengan mengedepankan nilai-nilai ekowisata atau pariwisata berkelanjutan, menjadi nilai tambah cukup signifikan dalam penilaian ADWI. Keberadaan ADWI sendiri adalah untuk mendorong Pemerintah Daerah berkomitmen mengembangkan desa wisata guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.
Masuknya nilai konservasi dalam tujuan ADWI, memberi rasa optimis terkait eksistensi Ugar dalam kancah ADWI. Mengutip statement Menteri, Bapak Sandiaga Uno dalam sambutannya pada penandatanganan prasasti desa wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahwa, bersama para mitra akan terus dilakukan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama karena Kampung Ugar merupakan Kampung Wisata yang menerapkan nilai ecotourism yang berbasis konservasi dan keberlanjutan.
Senada dengan hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Fakfak, Bapak Zulfiqar Weunan Bauw, SE menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Fakfak melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terus mendukung upaya yang dilakukan dalam pendampingan Kampung Wisata Ugar.
“Selama ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kampung Wisata Ugar. Kami berterima kasih kepada para mitra seperti Konservasi Indonesia juga DPC HPI dan mitra lainnya yang selalu mendampingi dalam berbagai bentuk mulai dari pelatihan pariwisata berkelanjutan, edukasi dan Pendidikan lingkungan hidup, penguatan kapasitas kelembagaan, penyusunan dokumen perencanaan Kampung Wisata Ugar dan upaya-upaya peningkatan ekonomi masyarakat,” Tegas Bang Zul.
Dalam kesempatan yang berbeda, Manajer Program Koridor Kaimana-Fakfak Konservasi Indonesia, Nur Ismu Hidayat menjelaskan praktik konservasi telah dilakukan sejak dulu oleh masyarakat melalui kearifan menjaga dan mengambil hasil alam.
Menurut Ismu, Pemda Fakfak sangat jeli melihat hal ini sehingga menginisiasi dua kawasan konservasi yaitu Taman Pesisir Teluk Berau dan Teluk Nusalasi-Van Den Bosch untuk mengembangkan ecotourism.
“Desa Wisata Kampung Ugar merupakan salah satu pintu gerbang Taman Pesisir Teluk Berau menuju keindahan serta keunikan ecotourism di Kabupaten Fakfak. Kami merasa bangga sebagai bagian dari keluarga mitra pembangunan di Kabupaten Fakfak untuk turut serta mendampingi pengembangan dan penerapan konsep pariwisata berkelanjutan berbasis konservasi,” Tandas Ismu. (EM/01)