Embaranmedia.com, MALANG – Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar acara penanaman 1 juta pohon di kaki Gunung Arjuno, sebagai bagian dari Praktikum Mata Kuliah Politik Lingkungan. Kegiatan yang berlangsung di Bukit Glagahwangi Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini diberi tajuk “Sarasehan dan Ngopi Alam (Ngobrol Pintar Seputar Alam)”. Acara ini tidak hanya melibatkan Laboratorium Hubungan Internasional, tetapi juga Fakultas Vokasi UMM, komunitas Jaguar 119, MDMC, dan Maharesiga UMM, menunjukkan kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama untuk menciptakan perubahan nyata.
Kolaborasi untuk Lingkungan
UMM melalui kolaborasi antara Prodi Hubungan Internasional dan Fakultas Vokasi memperlihatkan keseriusannya dalam menangani permasalahan lingkungan global seperti pemanasan global, perubahan cuaca, kekeringan, dan bencana alam hidrometeorologi. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan ketidakseimbangan ekologi yang menyebabkan berbagai bencana seperti El Nino, banjir akibat cuaca yang tidak menentu, rob yang sering bersamaan dengan longsor, serta banjir bandang yang merusak. UMM berkomitmen untuk melakukan penghijauan dengan menanam 1 juta pohon secara bertahap di seluruh wilayah Malang Raya. Program ini tidak hanya dijalankan melalui Praktikum, tetapi juga melalui program-program non-praktikum lainnya, yang mencerminkan dedikasi UMM terhadap keberlanjutan lingkungan.
Peran Masyarakat Lokal
UMM melibatkan komunitas sukarelawan konservasi masyarakat lokal Desa Sumbergondo, Jaguar 119, untuk memastikan keberhasilan upaya penghijauan. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si, menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat lokal dalam upaya konservasi. “Dalam upaya pelestarian alam atau konservasi, penting sekali melibatkan atau memberdayakan masyarakat lokal karena mereka lebih paham tentang kondisi ekosistem dan ekologis di mana mereka tinggal dan menggantungkan hidup dengan memanfaatkan segala sumber daya di sekitarnya,” ujar Ruli. Dengan melibatkan masyarakat lokal, UMM tidak hanya meningkatkan keberhasilan program konservasi tetapi juga memberikan edukasi dan sosialisasi yang penting. Ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal dalam upaya konservasi lingkungan.
Pentingnya Konservasi
M. Fadzril Azmi, MA, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memulihkan hutan di lereng gunung yang telah mengalami deforestasi. “Melalui praktikum ini, saya harap para mahasiswa dapat memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan peran penting hutan dalam menjaga keseimbangan alam,” katanya. Penanaman pohon ini tidak hanya menjadi simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan, tetapi juga langkah nyata dalam penanggulangan perubahan iklim. Hutan memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida, mengurangi efek rumah kaca, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa UMM dapat memahami dan merasakan langsung pentingnya tindakan konservasi.
Pendidikan dan Komitmen Lingkungan
Hafid Adhim Pradana, MA, Kepala Lab Hubungan Internasional UMM, menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang konservasi lingkungan melalui praktikum mata kuliah Politik Lingkungan. “Dengan mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya sebatas menanam pohon. Lebih jauh dari itu, mahasiswa diharapkan memahami secara mendalam bahwa konservasi lingkungan mampu berkontribusi pada terwujudnya SDGs dan terciptanya perdamaian global,” jelas Hafid. Konservasi lingkungan tidak hanya berdampak pada ekosistem lokal tetapi juga memiliki implikasi global. Keseimbangan ekologi yang terjaga dapat mendukung perdamaian dan stabilitas global melalui pengurangan bencana alam dan konflik yang berkaitan dengan sumber daya alam.
Tantangan Lingkungan dan Ekonomi
Haryo Prasodjo, MA, menyoroti dilema yang dihadapi negara dalam memprioritaskan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan. “Dengan mempelajari politik lingkungan, kita akan mengetahui dilema negara yang dituntut memprioritaskan salah satu dari dua hal yang sama-sama penting, yaitu pengembangan ekonomi melalui industrialisasi dengan mengorbankan lingkungan atau penguatan komitmen terhadap pelestarian lingkungan yang harus dibayar dengan kesediaan untuk memperlambat industrialisasi,” ungkap Haryo. Tantangan ini menuntut pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan, dimana pembangunan ekonomi harus dilakukan tanpa merusak lingkungan. Pendidikan mengenai politik lingkungan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang kompleksitas kebijakan publik dan perlunya inovasi dalam menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan.
Kolaborasi Lintas Sektor
Eka Kadharpa Utama Dewayani, SE, MM, Koordinator Bidang Kemahasiswaan Fakultas Vokasi UMM, menyatakan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam gerakan lingkungan. “Gerakan lingkungan dengan berkolaborasi lintas sektor baik dengan lembaga dan instansi-instansi terkait di tingkat internal Muhammadiyah maupun eksternal harus terus digalakkan dengan UMM sebagai pilotnya agar ada sinkronisasi kemitraan dalam menjalankan komitmen kita terhadap lingkungan dan alam,” jelas Eka. Kolaborasi ini memastikan bahwa upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan berbagai pihak, dari akademisi, komunitas lokal, hingga lembaga pemerintah dan swasta, UMM berperan sebagai pemimpin dalam menggalakkan gerakan konservasi lingkungan yang holistik dan terintegrasi.
Melalui kolaborasi yang solid ini, diharapkan langkah konkret mahasiswa UMM bersama JAGUAR 119 dan masyarakat lokal dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya pelestarian lingkungan, serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam demi masa depan yang lebih baik. Upaya ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan, masyarakat, dan organisasi dapat bekerja bersama untuk mencapai tujuan keberlanjutan global.