EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Umat Kristiani di Kabupaten Fakfak, Papua Barat memadati Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Kalvari Wrikapal Fakfak mengikuti ibadah bersama perayaan hari Pekabaran Injil (PI) ke-170 Di Tanah Papua 5 Februari 2025, Rabu pukul 09.00 WIT.
HUT Pekabaran Injil atau PI ke 170 tahun ini mengusung tema: “Keselamatan Telah Berlangsung Bagi Suku-suku Bangsa Di Tanah Papua (Roma 11:11b).
Sub Tema: Kita bangun kesetiaan guna melanjutkan Misi Allah bagi keselamatan, keadilan, kesejahteraan dan kedamaian Di Tanah Papua.
Bersamaan dengan Ibadah Perayaan HUT PI ke 170, Umat Kristiani yang mengikuti Ibadah tersebut juga merayakan HUT GKI Jemaat Kalvari Wrikapal ke 34 tahun.
Ibadah berlangsung khitmad dan penuh sukacita. Sejumlah vocal grup dan paduan suara turut menaikan pujian terbaiknya sebagai tanda ucap syukur atas berkat dan karunia Tuhan Yesus Kristus selama ini.
Pemandu Liturgi Pdt Elisa Warobay. S.Th dan Pelayan Firman Pdt Otis Manam, S.Th dalam khotbahnya terambil bacaan Kitab Suci atau Alkitab, Roma 11:1-24.
Dalam khotbahnya, Pdt Otis Manam, S.Th mengatakan, rasul Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma, bahwa orang Kristen berada dalam kasih karunia Allah untuk diselamatkan.
“Keselamatan itu sebenarnya milik Yahudi, tetapi karena mereka menolak keselamatan itu,” ujarnya.
Roma 11 Ayat 1 hingga ayat ke 10, sebenarnya Paulus memberitahukan bahwa orang-orang bicara kebenaran mereka menolak.
“Mereka tidak menerima kebenaran dan kebaikan, karena mereka sangat jahat, mereka tidak mau memberi diri untuk diajar, di nasehati, apalagi ditegur, itu mereka keras menolak, sehingga tidak mendapatkan keselamatan itu,” kata Pdt Otis.
Paulus dia bilang begini, kamu diberi kesempatan untuk diselamatkan tetapi melakukan Firman Tuhan dan percaya kepada Kristus.
“Ottow dan Geissler membawa injil kepada kita agar kita diselamatkan,” ujar Pdt Otis Manam.
Selamat, sebut Pdt Otis adalah berkat, rohani, jasmani, masa depan itulah yang kita sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, harus kita kejar itu, bukan bangga karena menjadi orang Papua diberkati oleh Tuhan karena Injil, kemudian diselematkan.
“Supaya kita selamat, maka kita hentikan semua acara-acara (pesta) goyang, stop acara goyang dan acara mabuk di hentikan, karena itu yang membuat kita tidak selamat,” jelasnya.
Keselamatan itu juga menurutnya, dimiliki semua orang yang ada di Tanah Papua, tetapi harus meninggalkan kejahatan, tinggalkan sikap buruk.
“Baku marah tidak pernah minta maaf dan jangan mengandai-andai nanti saya masuk surga, bayangkan saja bagaimana kalau masuk neraka,” kata Pdt Otis.
“Kalau kita belum melakukan Firman Tuhan, merenungkannya setiap hari, takut Tuhan dan percaya sungguh-sungguh,” kata Pdt Otis.
Percaya itu, kata Pdt Otis, berkaitan dengan melakukan. Ia misalkan berjabatan tangan dengan pejabat, itu biasanya sangat sungkang dengan cara menunduk kepala.
“Tetapi kalau pegang tangan dengan orang yang kita tidak kenal, muka sudah tidak senyum untuk menyapa, itu yang membuat kita tidak bisa selamat,” katanya.