EMBARANMEDIA.COM, SORONG – Suasana kampus Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong memanas setelah muncul dugaan keterlibatan salah satu oknum dosen dalam aksi provokatif terhadap mahasiswa.
Insiden ini terjadi pada Rabu, 21 Mei 2025, saat mahasiswa menggelar demonstrasi menolak penggunaan gedung MALAK sebagai ruang kuliah sementara bagi program studi Kedokteran.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sorong menyampaikan kecaman keras atas tindakan tersebut. Ketua Umum HMI Cabang Sorong, Mukhlis Rumadan, menyebut bahwa keterlibatan dosen dalam aksi kekerasan dan provokasi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai akademik.
“Dosen adalah cerminan moral, tugasnya mendidik, bukan memprovokasi. Mahasiswa bukan ajang uji coba fisik! Kalau kampus membiarkan premanisme berseragam dosen, maka institusi ini akan rusak dari dalam,” tegas Mukhlis.
Ia mendesak Rektor Unimuda, Dr. Rustamaji, untuk segera mengambil tindakan tegas agar insiden serupa tidak terulang. Mukhlis juga mengingatkan bahwa kampus adalah ruang intelektual yang seharusnya menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan aspirasi mahasiswa.
HMI Cabang Sorong menyampaikan empat tuntutan resmi menyikapi peristiwa ini:
- Mendesak Rektor Unimuda Sorong untuk mencopot oknum dosen yang diduga menjadi provokator dan pelaku kekerasan terhadap mahasiswa.
- Mendorong seluruh civitas akademika agar tidak diam terhadap praktik kekerasan yang berlindung di balik jabatan akademik.
- Menolak segala bentuk pembungkaman aspirasi mahasiswa melalui kekerasan dan tekanan struktural.
- Mengajak seluruh mahasiswa, dosen progresif, dan elemen masyarakat sipil untuk bersama-sama menolak premanisme yang berlindung di balik gelar akademik.
“Kampus bukan tempat preman! Jika tindakan ini dibiarkan, maka kita sedang membuka pintu kehancuran dunia pendidikan,” pungkas Mukhlis.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Rektorat Unimuda belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keterlibatan oknum dosen tersebut. (EM/Red)