EMBARANMEDIA.COM, KAIMANA – Menyongsong peringatan 665 tahun masuknya agama Islam di Tanah Papua (1360–2025), Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, SH., M.Si, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meneladani nilai-nilai kedamaian dan kasih sayang yang menjadi fondasi awal penyebaran Islam di bumi Cenderawasih.
“Islam datang ke Tanah Papua bukan dengan kekerasan, tapi melalui kelembutan hati para ulama, pelaut, dan pedagang yang membawa cahaya tauhid dalam tutur kata yang santun,” ujar Wagub Lakotani kepada wartawan embaranmedia.com, Selasa (05/08/2025).
Ia menegaskan, masuknya Islam ke Papua tidak menghapus budaya lokal, melainkan merangkulnya sebagai bagian dari harmoni kehidupan masyarakat. Tradisi seperti idu-idu manina tetap tumbuh, berdampingan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi persaudaraan dan toleransi.
“Dari Fakfak, Kaimana, Bintuni, hingga Raja Ampat, Islam berakar kuat dalam semangat saling menghormati antarsuku dan antaragama,” ucapnya.
Wagub Lakotani juga mengangkat filosofi lokal Satu Tungku Tiga Batu sebagai simbol kearifan masyarakat Papua yang telah lama menjunjung tinggi kebersamaan. Filosofi ini, katanya, senapas dengan ajaran Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin — rahmat bagi seluruh alam.
“Agama seharusnya meneduhkan, bukan menyakiti. Mempersatukan, bukan memecah belah,” tambahnya.
Dalam momentum peringatan ini, Wakil Gubernur mengajak seluruh masyarakat, baik yang tinggal di wilayah pegunungan maupun pesisir, untuk menjadikan sejarah ini sebagai sumber inspirasi dalam membangun Papua Barat yang damai, beriman, dan sejahtera.
“Jangan biarkan sejarah hanya menjadi cerita. Jadikan ia nyala yang membimbing kita semua,” tutupnya.
Selamat memperingati 665 tahun masuknya Islam di Tanah Papua. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan dan rahmat-Nya di atas tanah yang kita cintai, dan atas setiap hati yang terus merawat damai.
Jurnalis: Mulyadi Letsoin || Editor: Redaksi Embaranmedia