AWI Gandeng Polres Fakfak Sosialisasi Bahaya Kejahatan Cyber

EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Perkembangan teknologi digital yang kian pesat tak hanya membawa kemudahan, tetapi juga membuka ruang bagi kejahatan siber. Menyikapi hal itu, Satreskrim Polres Fakfak melalui Kanit Pidum, Ipda Brandon Styer Zeyanya Manuputty, S.Tr.K, hadir memberikan sosialisasi tentang bahaya cyber crime dalam kegiatan Aliansi Wartawan Indonesia (AWI), Minggu (2/9/2025).

Peserta Kegiatan Sosialisasi Cybercrime, Meta Ai, dan Perpajakan (Sumber: Arya Sanaky)

Pantauan Embaran Media, sesi pemaparan yang berlangsung penuh atensi itu mengupas berbagai modus kejahatan digital yang marak terjadi, mulai dari penipuan online, pencurian data, hingga penyebaran berita bohong (hoaks) yang berpotensi merugikan masyarakat luas.

“Wartawan punya peran strategis. Lewat berita yang benar dan akurat, pers bisa menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam praktik kejahatan digital,” tegas Ipda Brandon.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga keamanan data pribadi serta bijak menggunakan media sosial. Menurutnya, setiap individu, khususnya insan pers, harus lebih selektif sebelum menyebarkan informasi yang berpotensi memicu persoalan hukum.

Kegiatan ini semakin hidup dengan sesi tanya jawab interaktif. Tidak hanya wartawan, beberapa perwakilan mahasiswa juga turut aktif menyampaikan pertanyaan. Salah satunya terkait maraknya situs judi online yang kerap memakan korban dari kalangan masyarakat kecil.

Menanggapi pertanyaan itu, Ipda Brandon menjelaskan bahwa penanganan situs judi online bukanlah perkara sederhana.

“Sebagian besar situs judi online yang beredar di Indonesia justru dikelola dan dioperasikan dari luar negeri. Karena itu, proses pemberantasannya membutuhkan kerja sama lintas negara dan koordinasi dengan berbagai lembaga, baik nasional maupun internasional,” jelasnya.

Ia menambahkan, meskipun pihak kepolisian bersama Kominfo rutin melakukan pemblokiran, situs-situs baru terus bermunculan dengan alamat dan server berbeda.

“Inilah tantangannya. Begitu satu situs ditutup, muncul lagi situs baru dengan tampilan serupa. Jadi ini bukan sekadar soal penindakan, tapi juga menyangkut aspek teknologi dan hukum internasional yang lebih kompleks,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ipda Brandon menegaskan bahwa aparat kepolisian tidak tinggal diam. Upaya penindakan terhadap jaringan pengelola judi online di dalam negeri tetap berjalan, namun untuk jaringan luar negeri diperlukan proses panjang, termasuk mutual legal assistance antarnegara.

Kehadiran Polres Fakfak dalam kegiatan AWI ini pun disambut positif. Selain menambah wawasan insan pers dan mahasiswa, sosialisasi ini juga mempertegas pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menghadapi ancaman kejahatan siber yang semakin kompleks di era digital.

Penulis : Ramli Rumbati || Editor : Redaksi Embaranmedia