EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Di tengah kentalnya nilai-nilai kearifan lokal yang menjunjung tinggi prinsip Satu Tungku Tiga Batu, masyarakat Distrik Kramongmongga kembali menunjukkan harmonisasi antara adat, gereja, dan pemerintahan dalam sebuah momentum sakral pada Senin, 14 April 2025. Bertempat di SMP Negeri 4 Kokas, sebuah prosesi adat dan misa pemberkatan dilangsungkan sebagai bagian dari syukuran dan peresmian Gedung Kantor baru sekolah tersebut.
Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan peneguhan kembali jati diri masyarakat Fakfak yang hidup berdampingan dalam damai, memuliakan leluhur, serta menjunjung tinggi pendidikan dan nilai spiritual. Prosesi adat yang berlangsung diawali dengan permohonan restu kepada arwah leluhur di Dusun Kabare Hanggan lokasi berdirinya sekolah serta bentuk permohonan maaf atas insiden pembakaran kantor lama yang terjadi pada 15 Agustus 2023 silam.
Prosesi ini dipimpin oleh tokoh-tokoh adat dan masyarakat dari berbagai kampung se-Distrik Kramongmongga. Hadir pula seluruh civitas SMPN 4 Kokas dewan guru, tata usaha, dan para peserta didik yang ikut menyatu dalam suasana haru dan sakral. Kehadiran Pastor Timo, OSA, dari Paroki Santa Bernadeth Mamur, semakin memperkuat suasana spiritual melalui misa pemberkatan dan doa bersama.
Pemberkatan Gedung Kantor Baru ditandai dengan pembukaan pintu secara simbolis oleh Plt. Kepala Sekolah, Yermias Herietrenggi, S.Pd.,Gr., didampingi Pastor Timo dan Ketua Komite Sekolah, Paulus Heremba. Meski diresmikan secara adat dan keagamaan, gedung tersebut sejatinya belum secara sah diserahkan oleh pihak kontraktor karena hingga saat ini status pekerjaan masih menyisakan tanda tanya besar.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Yermias Herietrenggi menyampaikan rasa kecewa terhadap lambannya penyelesaian pembangunan yang dimulai sejak September 2024. Ia menyoroti tidak adanya kejelasan soal pelaksana proyek, sumber anggaran, serta ketiadaan surat perintah kerja. Hal ini membuat pihak sekolah dan komite merasa tidak mendapatkan transparansi dan kepastian hukum, meski kunci kantor telah diserahkan oleh tukang listrik terakhir.
“Gedung ini dibangun untuk masa depan anak-anak kita, tapi justru penuh misteri. Kami minta Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak segera turun tangan,” tegas Yermias dalam pernyataannya.
Setelah peresmian, tradisi minum Mehak (kopi lokal) menjadi simbol keakraban. Suasana penuh kekeluargaan menyelimuti halaman sekolah, saat para tokoh adat, kepala kampung, Babinsa, guru, hingga mantan Kepala Sekolah Hendrikus Buku, S.Pd.Ing., M.MPd., berkumpul berbincang hangat sambil menikmati kopi bersama. Acara ditutup dengan prosesi peminyakan oleh tetua adat, sebagai bentuk penghormatan bagi seluruh tenaga pendidik SMPN 4 Kokas.
Momen ini menjadi bukti nyata bahwa meski dihantam tantangan, masyarakat Kramongmongga tetap memegang erat tali persatuan melalui adat dan iman. Harapan pun kembali tumbuh bahwa dengan semangat Satu Tungku Tiga Batu, pendidikan di pedalaman Fakfak akan terus melangkah maju. (EM/01).