Menu

Mode Gelap
Ronsai FC Tampil Perkasa, Sapu Bersih Gelar di Bhayangkari Cup 2025 Pala Tomandin Dongkrak PAD Fakfak: Rp205 Juta Lebih Terkumpul hingga Juni 9 Slot Tambahan! PHBI Fakfak Akomodir Tim Baru di Turnamen Muharram CUP 1447 H Catat! Harga BBM Non-Subsidi Pertamina Naik Mulai Juli 2025 Kapolres Fakfak Ajak Jajaran Refleksi Diri di Hari Bhayangkara: Jadikan Kelemahan sebagai Kekuatan Upacara Hari Bhayangkara: Kapolres Fakfak Bacakan Pesan Kapolda, Serukan Polisi Lebih Humanis

Opini

Idealisme Pemuda Doktrin Kekuasaan

badge-check


					Idealisme Pemuda Doktrin Kekuasaan Perbesar

Oleh : Muhamad Ali Rumadaul

Embaranmedia.com, FAKFAK – Pada era kekinian perkembangan sains dan tekhnologi bukanlah sebuah hal yang baru, tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok . Hal ini perlu di waspadai sebab, kemunculannya sangat berpengaruh terhadap pola pikir serta tingkah laku seseorang.

Sebagai negara berkembang Indonesia tentu membuka diri, bermitra serta membangun hubungan kerja sama dengan negara-negara maju untuk mengejar ketertinggalan yang ada.
Setelah kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut telah menjadikannya sebagai sebuah Doktrin tersendiri bagi segenap rakyat Indonesia begitupun yang terjadi di kabupaten fakfak yang tercinta ini.

Meski berbagai rintangan dan hiruk-pikuk yang mencekam di tengah-tengah kehidupan
Namun, edukasi dan membimbing selalu di uatamkan kepada setiap generasi penerus bangsa. Terlebih lagi, fakfak sendiri merupakan kota tertua di provinsi papua barat yang memiliki peran penting dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Musyawarah Pepera 19 Juli tahun 1969.

Dengan demikian untuk menjaga perjuangan tersebut dibutuhkan keseriusan bagi segenap lapisan masyarakat untuk terus mendorong semangat para generasi muda, memberikan pemahaman serta mengajarkan kepada mereka untuk mencintai jasa para leluhur kabupaten fakfak yang berjuang untuk mempertahankan NKRI.

Sementara itu, dalam mempertahankan NKRI kabupaten fakfak memiliki ciri khas tersendiri yang dinobatkan dengan Slogan Satu Tungku Tiga Batu.
Dengan begitu masyarakat kabupaten fakfak selalu diajarkan untuk saling menghormati, menghargai satu sama lain tanpa membedakan suku,ras, agama dan budaya diantara masing-masing.

Nilai yang terkandung dalam filosofi Satu tiga batu tersebut sangat relevansi dengan semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA yang menjadi semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, tidak salah jika Fakfak Di juluki sebagai INDONESIA MINI DI UFUK TIMUR.

Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi sudah menjadi doktrin yang dapat merubah mindset para generasi muda. Di samping itu, pengaruh kekuasaan pun ikut mengambil bagian dalam mempengaruhi idealisme generasi muda.
Hal inilah yang menjadi dilema tersendiri bagi para pemuda dalam menentukan arah dan tujuan yang sebenarnya.

Seperti yang di jelaskan oleh Endah Heliana (mediaindonesia.com) Yang menyatakan bahwa di era globalisasi ini, data dan informasi amat bernilai, kesempatan terbuka bagi siapa saja yang ingin maju–siapa pun memiliki kesempatan yang setara. Akan tetapi, kesempatan itu membutuhkan modal pengetahuan dan akses. Knowledge is power, pengetahuan adalah kunci bagi siapa pun yang ingin maju dan terdepan.

Maka, Sebagai generasi penerus bangsa, terkhusus di kabupaten fakfak. Pemuda di tuntut untuk mampu menghadapi berbagai persoalan yang terjadi saat ini, mereka mampu berkaca pada sejarah dari masa ke masa, bahwa pemuda telah berhasil membawa perubahan melalui perjuangan dan perlawanan terhadap tirani, kemiskinan, dan kebodohan.

Sementara tugas negara adalah memberikan jaminan dan kebebasan bagi pemuda Indonesia untuk mampu berkarya dan berpikir kritis baik di bidang ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan. Kita perlu menyadari bahwa pembangunan bangsa dan perlawanan terhadap kemiskinan tak bisa dilakukan tangan pemerintah sendiri. Pemerintah membutuhkan pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) dan agen pembangunan (agent of development) yang mampu berpikir dan bertindak secara cerdas dalam mengatasi kemiskinan, menjauhkan diri dari gesekan konflik SARA, dan globalisasi yang melemahkan kohesivitas bangsa Indonesia.

Maka untuk itu, dibutuhkan edukasi pendidikan sediniyah mungkin, memeberikan pemahaman yang positif kepada pemuda tentang eksistensinya sebagai pengawal peradaban yang bertugas mempelopori pembangunan bangsa, serta tidak menjerumuskan mereka pada doktrin keberpihakan kekuasan semata, Sehingga, mereka sadar betapa pentingnya peran mereka dalam mewujudkan cita-cita Kemerdekaan tanpa harus mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan di atas kepentingan umat dan bangsa. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Serangan AS ke Iran Ancam perdamaian Dunia

22 Juni 2025 - 19:02

Fakfak Butuh Prioritas: Bukan Kendaraan Dinas Yang Berlebihan

1 Mei 2025 - 19:01

Mengelola Dana OTSUS Papua Jangan Macam Menggarami Air Laut

27 April 2025 - 17:08

Persoalan Honorer Non Data Base di Fakfak, Samad Rumalolas Minta Pemda Segera Cari Solusi

22 April 2025 - 10:03

Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras

19 April 2025 - 13:17

Trending di Opini
WhatsApp
error: