Menu

Mode Gelap
Polisi Gencar Ungkap Kasus Kejahatan Seksual Anak Dibawah Umur di Fakfak TK Yapis Fakfak Bagikan Takjil Gratis di Depan Sekolah Sidak Hari Kedua, Wawali Ely Toisutta Pastikan Kebutuhan Sembako Untuk Masyarakat Terpenuhi Lini Depan Timnas Jadi Sorotan, Patrick Kluivert Angkat Bicara Danrem 182/JO Bacakan Amanat Pangdam Kasuari Di Penutupan TMMD Ke 123 Di Teluk Bintuni Operasi Ketupat Mansinam 2025 Akan Berlangsung Selama 14 Hari, Polres Fakfak Siapkan 2 Pos PAM dan 2 Pos Yan

Jendela Parlemen

Infrastruktur Perikanan di Aceh Merisaukan

badge-check


					Infrastruktur Perikanan di Aceh Merisaukan Perbesar

Anggota Komisi IV DPR RI T.A. Khalid mengungkapkan aspirasi nelayan yang mengeluhkan kedangkalan muara di sebagain besar garis pantai yang ada di Aceh yang menyebabkan nelayan sulit melaut. Dia menilai infrastruktur perikanan di Aceh sangat merisaukan, padahal masyarakat Aceh banyak yang menggantungkan hidup menjadi nelayan.

“Setelah kami pelajari memang gaya hidup rakyat Aceh banyak yang di pesisir pantai. Masyarakat Aceh banyak yang menjadi nelayan. Setelah kami melihat memantau, bahwa memang infrastruktur perikanan di Aceh sangat merisaukan. Nelayan kecil harus menunggu pasang baru bisa melaut, dan menunggu pasang baru bisa pulang, sungguh sangat menyedihkan,” keluh Khalid saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Ketua Kaukus Kelautan, di Ruang Rapat Komisi IV, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2020).

Anggota Dewan dapil Aceh II ini pun menyadari, bahwa anggaran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan belum tentu bisa membenahi infrastruktur perikanan di Aceh. Oleh sebab itu dia minta pendapat dari Kaukus Kelautan, solusi apa yang bisa membantu nelayan agar mempermudah untuk meningkatkan tangkapan ikan. Dia pun berharap semua muara di Aceh bisa kembali digunakan oleh masyarakat nelayan.

“Setelah melihat anggaran di Kementerian Perikanan 2021, sebesar enam triliun sekian, yang tidak mungkin ter-cover keinginan kita tersebut. Saya pernah berpikir apa solusinya, kalau tanpa kita gunakan APBN atau anggaran negara untuk menyelesaikan itu. Sehingga pernah tercetus di kepala saya, mungkin gak kita cari pihak ketiga untuk membuat muara-muara tersebut, menggali muara tersebut, tapi pasirnya diambil,” jelas Khalid.

Sebenarnya Aceh punya potensi laut yang kaya, secara keseluruhan daerah ini memiliki panjang garis pantai 2.666,27 kilometer dengan 272 pulau. Terdiri, enam pulau kecil terdepan dan 1.182 desa pesisir. Adapun Pagu Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam RKA K/L Tahun 2021 sebesar Rp 6.652.139.393.000,00,- jika ini tidak bisa meng-cover kebutuhan infrastruktur kelautan di Aceh, maka dia meminta solusi dengan cara apa agar persoalan tersebut bisa diatasi.

“Para pakar perikanan saya mohon solusi, atas keterbatasan anggaran negara yang belum mampu untuk kita selesaikan. Hampir rata-rata dangkal, apa solusinya. Masyarakat Aceh hanya mengharap muara yang bisa digunakan, tidak meminta kapal besar,” ungkap Khalid. (eko)

Sumber : www.dpr.go.id                     

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

DPRK Fakfak Sahkan APBD 2025, Amir Rumbouw Ingatkan Seluruh OPD Segera Laksanakan Program Yang Telah Disetujui

18 Maret 2025 - 09:23

Ketua DPRK Fakfak Sebut APBD Tahun 2025 Diproyeksikan Sebesar 1 triliun 406 Miliar Lebih

14 Maret 2025 - 21:09

Bupati Samaun Dahlan Sampaikan Pidato Perdana di Sidang DPRK Fakfak

4 Maret 2025 - 17:20

Anggota DPRD Papua Barat Salim Alhamid Reses di Fakfak Dapati Sejumlah Persoalan

14 Februari 2025 - 21:46

Titiek Soeharto Tegaskan Komisi IV DPR Komitmen Lindungi Lingkungan dan Dukung Ketahanan Pangan Nasional

13 Februari 2025 - 20:51

Trending di Jendela Parlemen
WhatsApp
error: