EMBARANMEDIA.COM, FAKFAK – Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak melakukan penguatan terhadap kelompok hilirisasi pala Guraferi di Kampung Patimburak, Distrik Kokas. Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi bersama Yayasan Kaleka untuk mendorong produktivitas dan kualitas pala yang menjadi fokus utama usaha kelompok tersebut.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST., MT., menyampaikan bahwa Kelompok Guraferi merupakan salah satu kelompok binaan Yayasan Kaleka yang berada di Kampung Patimburak—kawasan yang dikenal sebagai kampung wisata religi di Fakfak.
“Kelompok ini menjadi penyedia biji pala kualitas A atau terbaik, yang diolah menjadi minyak atsiri melalui uji coba awal. Sebagian hasilnya telah diproses oleh Koperasi MTQ (Mery Tora Qpohi) Fakfak,” ujarnya, Jumat (5/7/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa produk minyak atsiri pala yang dihasilkan telah memenuhi permintaan sampel dari Association France Développement des Matières (AFDM) di Prancis. Namun, saat ini produksi masih terbatas.
“Dari hasil uji sampel, pala asal Kampung Patimburak menunjukkan rendemen atau persentase hasil bersih yang sangat baik. Jika nanti ada pesanan tetap dari buyer luar negeri, ini akan memberikan nilai tambah signifikan bagi masyarakat,” katanya.
Menyikapi potensi tersebut, Dinas Perkebunan telah mengambil langkah antisipatif dengan memperkuat kapasitas kelompok dan menyiapkan dukungan sarana-prasarana. Salah satunya adalah pembangunan solar dryer atau pengering pala bertenaga surya yang direncanakan terbangun tahun ini melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat.
“Sejak dini kita harus siap. Mulai dari memperbaiki mutu, hingga menyiapkan sarana agar produk pala siap ekspor dalam bentuk minyak atsiri,” tambahnya.
Diketahui, harga minyak atsiri pala jenis Tomandin dengan aroma unggulan saat ini mencapai 260 Euro atau sekitar Rp4,89 juta per liter di pasar global, terutama di Prancis. Dengan harga yang tinggi dan proses yang efisien, diharapkan pengolahan langsung di Fakfak dapat memberikan nilai tambah besar bagi petani pala setempat.
“Harapannya, Fakfak bisa menjadi sentra pengolahan pala berkualitas, bukan hanya sebagai penghasil biji mentah, tetapi juga produk turunan bernilai ekonomi tinggi,” tutup Widhi.
Jurnalis: AZT || Editor: Redaksi Embaranmedia