EMBARAMEDIA.COM, FAKFAK – Ditengah keterbatasan lahan pertanian, Murdin, seorang petani di Kabupaten Fakfak, sukses mengembangkan metode pertanian hidroponik yang kini menjadi sumber pasokan sayur segar ke berbagai lapak dan toko di kota Fakfak.
“Lihat di kebun saya ini banyak sayur ya, tapi sebetulnya ini masih kurang,” ujar Murdin sambil menunjuk deretan tanaman hijau yang tertata rapi di kebunnya.
Sebelumnya, Murdin sempat menjalin kerja sama dengan pihak LNG melalui Koperasi Manana Neminurak yang berbasis di Kokas. Kerja sama itu sempat menjadi jalur distribusi sayuran hasil hidroponiknya ke wilayah atas. Namun, belakangan pasokan ke sana terhenti.
“Beberapa bulan ini sudah tidak lagi kita suplai ke atas, jadi saya beralih ke lapak-lapak yang ada di Fakfak. Seperti Lapak Dewata, Lapak Aras, toko-toko buah, toko sayur – sebagian besar sekarang ambilnya di saya,” ungkap Murdin.
Inovasi Murdin dalam bertani dengan sistem hidroponik bukan hanya menjawab tantangan keterbatasan lahan, tetapi juga menciptakan peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
“Dengan pertanian hidroponik ini juga, kita bisa tarik satu dua orang untuk ikut bekerja. Sedikit-sedikit membantu mereka juga,” tambahnya.
Upaya Murdin menunjukkan bahwa dengan teknologi sederhana dan semangat kolaborasi, petani lokal bisa berkontribusi besar dalam mendukung ketahanan pangan daerah sekaligus membangun ekonomi berbasis komunitas. (EM/AS).