Idealisme Dan Pemuda

- Jurnalis

Jumat, 21 Agustus 2020 - 09:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Abdul Basir Tuhepaly, SH

Foto : Abdul Basir Tuhepaly, SH

Oleh : Abdul Basir Tuhepaly, SH
Partisan Generasi Petarung

Embaranmedia, Fakfak – Pemuda adalah tulang punggung bangsa” ungkapan ini menunjukkan betapa pemuda memiliki peran sentral dalam sejarah maupun perjuangan bangsa. Sejarah membuktikan bahwa tokoh-tokoh pemuda berperan pada sebagian besar perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena kesadaran akan pentingnya perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.

Dari perubahan-perubahan tersebut, dapat kita lihat dua peristiwa yang fenomenal yaitu Sumpah Pemuda dan aksi mahasiswa 1966. Dua peristiwa ini membawa dampak besar dalam perkembangan Indonesia dalam perjuangan mencapai kemerdekaan dan sebagai negara yang usianya masih belia. Peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah bukti dari kekuatan idealisme pemuda pada masa itu. Kekuatan dari idealisme tersebut adalah pendirian bahwa mereka merupakan satu kesatuan dalam bingkai Indonesia dengan tidak meninggalkan khazanah budayanya masing-masing.

Semangat satu kesatuan ini yang mendorong terciptanya persatuan sehingga para pemuda mengikrarkan janji untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Dari sini dapat kita lihat bahwa untuk menciptakan perubahan tidak hanya dibutuhkan semangat tetapi juga idealisme sebagai syarat utama dalam melaksanakan perubahan tersebut.

Baca Juga :  Mengapa Ten Hag tidak dipecat lebih awal ?

Kemudian dalam peristiwa aksi mahasiswa 1966, kita mengenal sosok Soe Hok Gie yang merupakan salah satu tokoh penggerak aksi mahasiswa saat itu yang menuntut tanggung jawab pemerintah atas kondisi negara yang carut marut pasca peristiwa G30S. Soe Hok Gie merupakan tokoh pemuda dengan pemikiran yang idealis. Dia tidak terlena dengan semangat pembaruan yang didengungkan oleh Orde Baru pada saat peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Justru Soe Hok Gie menganalisa perubahan-perubahan tersebut dengan cermat dan kemudian menuangkan analisis-analisis tersebut dalam setiap gerakannya.

Di dalam aksi mahasiswa tahun 1966, peran serta Soe Hok Gie cukup besar terutama dalam aksi-aksi demonstrasi yang menuntut tanggung jawab pemerintah atas carut marutnya keadaan di Indonesia pasca Gerakan 30 September. Mahasiswa pada saat itu termasuk Soe Hok Gie mengajukan tuntutan yang tertera dalam Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang berisi tuntutan agar PKI beserta ormas-ormasnya dibubarkan, tuntutan agar kabinet pemerintahan bebas dari unsur-unsur PKI serta tuntutan penurunan harga. Mahasiswa pada saat itu membentuk kesatuan-kesatuan aksi dalam upaya untuk menyuarakan tuntutan tersebut.

Baca Juga :  Catatan Pembelajaran Politik Pilkada Fakfak 2024

Di saat kondisi politik negeri ini sudah mulai stabil, Soe Hok Gie justru kecewa dengan sikap teman-temannya pada saat masih sama-sama menjadi mahasiswa yang telah duduk di parlemen dan meninggalkan idealismenya yaitu semangat perubahan demi kesejahteraan rakyat. Hal ini tentu saja menjadi cambuk pelecut semangat bagi Soe Hok Gie untuk tetap berpegang teguh pada idealismenya dan tetap mempertanyakan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pada masa itu. Sayang Soe Hok Gie wafat di usia muda yaitu 27 tahun akibat menghirup gas beracun sewaktu mendaki di puncak gunung Semeru. Tetapi semangat perubahan dan idealisme yang dibangunnya tidak pergi bersamanya tetapi tetap abadi dalam diri pemuda-pemuda Indonesia yang sadar akan kehidupan bangsanya karena seperti yang dikatakan Soe Hok Gie bahwa “orang yang mati muda tidak kehilangan idealismenya”.

Menengok ke dalam kondisi kepemudaan bangsa Indonesia saat ini, kita akan disuguhkan kepada kenyataan bahwa idealisme generasi muda Indonesia sedang berada di titik nadir. Mereka lebih cenderung memilih dan menerima pilihan yang ada tanpa mempertanyakan pilihan tersebut. Sikap skeptis dan pragmatis tersebut adalah bumerang bagi generasi muda kita disaat bangsa kita dituntut untuk bersaing di era globalisasi ini, karena sikap skeptis dan pragmatis menjadikan kita individu yang apatis, dan terkesan acuh dengan keadaan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga :  Mengapa Ten Hag tidak dipecat lebih awal ?

Menghadapi kenyataan seperti ini, kita harus menyiapkan langkah konkrit. Langkah konkrit tersebut adalah kita mulai menanamkan pada diri kita arti penting dari sebuah idealisme. Selain itu, kita harus mulai bersikap peka dengan lingkungan sekitar kita. Dengan bersikap peka, kita akan lebih mengerti dan memahami bagaimana sebenarnya keadaan di lingkungan sekitar kita khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu sebagai penerus tongkat estafet perjuangan pemuda-pemuda dari masa sebelumnya, kita harus mulai membangun karakter diri sejak dini. Karakter diri yang dimaksud adalah integritas, idealisme, tanggung jawab, kepekaan sosial, dan intelektual. Dengan menanamkan karakter diri sejak dini, niscaya kita juga telah mulai membentuk karakter bangsa menjadi lebih baik. Karena, di pundak kitalah kelak, nasib bangsa ini dipertaruhkan. Dengan pemuda yang berkarakter dan menjunjung tinggi idealisme, mimpi Soekarno bahwa pemuda Indonesia bisa mengguncangkan dunia dapat terwujud, Jumat (21/08/20). (EF)

Berita Terkait

Catatan Pembelajaran Politik Pilkada Fakfak 2024
Mengapa Ten Hag tidak dipecat lebih awal ?
SK PC PMII Kota Ambon di Manipulasi Demi Hasrat Kekuasaan
PC PMII Kota Ambon di Ambang Kehancuran
Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?
Krisis Kepemimpinan di HMI Cabang Fakfak: Hambatan dalam Pengkaderan dan Masalah Lainnya
Perjuangan Saiful Darlen Wakili Polinef di Forum FKMTSI pada Temu Wicara Regional ke-VIII Wilayah XVI Tanah Papua
Urgensi Pelaksanaan Konferensi HMI Cabang Fakfak
Berita ini 52 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 14:42 WIB

Catatan Pembelajaran Politik Pilkada Fakfak 2024

Rabu, 6 November 2024 - 18:55 WIB

Mengapa Ten Hag tidak dipecat lebih awal ?

Senin, 21 Oktober 2024 - 19:42 WIB

SK PC PMII Kota Ambon di Manipulasi Demi Hasrat Kekuasaan

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 19:21 WIB

PC PMII Kota Ambon di Ambang Kehancuran

Selasa, 10 September 2024 - 22:08 WIB

Bagaimana Pemuda Menyikapi Pilkada 2024 ?

Berita Terbaru

Dr. Ronald Helweldery, M.Si.

Opini

Catatan Pembelajaran Politik Pilkada Fakfak 2024

Kamis, 14 Nov 2024 - 14:42 WIB

Uncategorized

Presiden Prabowo dan Biden Sepakat Tingkatkan Peluang Perdagangan

Rabu, 13 Nov 2024 - 20:56 WIB

error: