Menu

Mode Gelap
Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras Bupati Samaun Dahlan: Pemkab Fakfak Bakal Siapkan Sentra Kuliner Untuk Dukung UMKM Perempuan Peringati Hari Kartini, Bupati Fakfak Resmi Buka Pameran Kuliner dan Perlombaan: Beri Apresiasi Kepada JP2F 1.204 Personil Polda Papua Barat & Polda PBD Jajaran Amankan Ibadah Jumat Agung Perayaan Paskah 2025 Pendiri JP2F, Saleh Siknun: Pentingnya Keterlibatan Perempuan Untuk Bangun Fakfak dengan Tagline Perubahan Melalui Sistem Online, 169 Peserta Calon Paskibraka Fakfak Ikut Rangkaian Tahapan Seleksi

Opini

Idealisme Pemuda Doktrin Kekuasaan

badge-check


					Idealisme Pemuda Doktrin Kekuasaan Perbesar

Oleh : Muhamad Ali Rumadaul

Embaranmedia.com, FAKFAK – Pada era kekinian perkembangan sains dan tekhnologi bukanlah sebuah hal yang baru, tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok . Hal ini perlu di waspadai sebab, kemunculannya sangat berpengaruh terhadap pola pikir serta tingkah laku seseorang.

Sebagai negara berkembang Indonesia tentu membuka diri, bermitra serta membangun hubungan kerja sama dengan negara-negara maju untuk mengejar ketertinggalan yang ada.
Setelah kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut telah menjadikannya sebagai sebuah Doktrin tersendiri bagi segenap rakyat Indonesia begitupun yang terjadi di kabupaten fakfak yang tercinta ini.

Meski berbagai rintangan dan hiruk-pikuk yang mencekam di tengah-tengah kehidupan
Namun, edukasi dan membimbing selalu di uatamkan kepada setiap generasi penerus bangsa. Terlebih lagi, fakfak sendiri merupakan kota tertua di provinsi papua barat yang memiliki peran penting dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Musyawarah Pepera 19 Juli tahun 1969.

Dengan demikian untuk menjaga perjuangan tersebut dibutuhkan keseriusan bagi segenap lapisan masyarakat untuk terus mendorong semangat para generasi muda, memberikan pemahaman serta mengajarkan kepada mereka untuk mencintai jasa para leluhur kabupaten fakfak yang berjuang untuk mempertahankan NKRI.

Sementara itu, dalam mempertahankan NKRI kabupaten fakfak memiliki ciri khas tersendiri yang dinobatkan dengan Slogan Satu Tungku Tiga Batu.
Dengan begitu masyarakat kabupaten fakfak selalu diajarkan untuk saling menghormati, menghargai satu sama lain tanpa membedakan suku,ras, agama dan budaya diantara masing-masing.

Nilai yang terkandung dalam filosofi Satu tiga batu tersebut sangat relevansi dengan semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA yang menjadi semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, tidak salah jika Fakfak Di juluki sebagai INDONESIA MINI DI UFUK TIMUR.

Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi sudah menjadi doktrin yang dapat merubah mindset para generasi muda. Di samping itu, pengaruh kekuasaan pun ikut mengambil bagian dalam mempengaruhi idealisme generasi muda.
Hal inilah yang menjadi dilema tersendiri bagi para pemuda dalam menentukan arah dan tujuan yang sebenarnya.

Seperti yang di jelaskan oleh Endah Heliana (mediaindonesia.com) Yang menyatakan bahwa di era globalisasi ini, data dan informasi amat bernilai, kesempatan terbuka bagi siapa saja yang ingin maju–siapa pun memiliki kesempatan yang setara. Akan tetapi, kesempatan itu membutuhkan modal pengetahuan dan akses. Knowledge is power, pengetahuan adalah kunci bagi siapa pun yang ingin maju dan terdepan.

Maka, Sebagai generasi penerus bangsa, terkhusus di kabupaten fakfak. Pemuda di tuntut untuk mampu menghadapi berbagai persoalan yang terjadi saat ini, mereka mampu berkaca pada sejarah dari masa ke masa, bahwa pemuda telah berhasil membawa perubahan melalui perjuangan dan perlawanan terhadap tirani, kemiskinan, dan kebodohan.

Sementara tugas negara adalah memberikan jaminan dan kebebasan bagi pemuda Indonesia untuk mampu berkarya dan berpikir kritis baik di bidang ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan. Kita perlu menyadari bahwa pembangunan bangsa dan perlawanan terhadap kemiskinan tak bisa dilakukan tangan pemerintah sendiri. Pemerintah membutuhkan pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) dan agen pembangunan (agent of development) yang mampu berpikir dan bertindak secara cerdas dalam mengatasi kemiskinan, menjauhkan diri dari gesekan konflik SARA, dan globalisasi yang melemahkan kohesivitas bangsa Indonesia.

Maka untuk itu, dibutuhkan edukasi pendidikan sediniyah mungkin, memeberikan pemahaman yang positif kepada pemuda tentang eksistensinya sebagai pengawal peradaban yang bertugas mempelopori pembangunan bangsa, serta tidak menjerumuskan mereka pada doktrin keberpihakan kekuasan semata, Sehingga, mereka sadar betapa pentingnya peran mereka dalam mewujudkan cita-cita Kemerdekaan tanpa harus mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan di atas kepentingan umat dan bangsa. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras

19 April 2025 - 13:17

Akademisi Soroti Optimalisasi Fasilitas Transportasi di Bandara Siboru: Minta Peran Serius Pemda Fakfak

15 April 2025 - 10:28

Militer Islam Penjaga Agama, Negara, dan Umat

23 Maret 2025 - 14:27

Krisis Moral Guru dalam Sistem Sekuler, Urgensi Solusi Islam

20 Maret 2025 - 09:37

Tahun Baru Semangat Jejak Langkah Baru

1 Januari 2025 - 19:08

Trending di Opini
WhatsApp
error: