Menu

Mode Gelap
Wabup Donatus Nimbitkendik: FGD Sejarah Ini Sangat Penting, Jarang Terjadi di Dalam Negeri Kolaborasi TNI, Pemda, dan RRI Hidupkan Sejarah Kembalinya Irian Barat Lewat FGD Kenalkan Tugas Kemanusiaan Sejak Dini, Basarnas Fakfak Ajak Anak TK Belajar Dayung Hasil Rapat Tertutup di KSOP Fakfak: Permasalahan Ndari Cahaya Papua Akan Diselesaikan Secara Internal Polemik Pelabuhan Fakfak, Rapat Tertutup Digelar Sejak Pagi dan Belum Selesai Upaya Perluas Perlindungan Jamsostek, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Sosialisasi Kepada Klasis GPI Fakfak

Opini

Sebuah Cerita Para Pejuang Mantan Veteran Asal Patipi Pada Perang Dunia Ke-II Oleh Moh. Ali Sagara

badge-check


					Ketua KNPI Distrik Teluk Patipi, Moh Ali Sagara (Foto: Istimewa) Perbesar

Ketua KNPI Distrik Teluk Patipi, Moh Ali Sagara (Foto: Istimewa)

KNPI DISTRIK TELUK PATIPI & PEMERINTAH KAMP. PATIPI PASIR, Kepala Distrik, Koramil, Kapolpos, 13 Kepala Kampung se Distrik Teluk Patipi serta Kepala-Kepala Sekolah dan Masyarakat Distrik Teluk Patipi melakukan ziarah di Tempat Pembantaian Waktu Perang Dunia II di Kamp. Patipi Pasir. (Foto: Istimewa)

Embaranmedia.com, Fakfak – Sebuah kisah yang diceritakan oleh Pemuda Teluk Patipi yakni Ketua KNPI Distrik Teluk Patipi, Moh. Ali Sagara tentang  Mantan Veteran Asal Kampung Patipi yang melakukan perjuangan hidup dan matinya melawan penjajah waktu perang dunia II.

Menurutnya, Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang masuk di Indonesia dan Jepang menerjunkan 10.000 Pasukannya di Irian Barat yaitu Kokas, disitu juga Jepang menempatkan pasukannya yang lain di Kampung Patipi/Itupa saat itu sebanyak 1.029 dengan seorang komandan yang bernama kumis jho.

“Jepang mulai melakukan penjajahan terhadap warga sipil yang ada di Patipi, jika ada yang mencoba untuk melawan akan di tangkap dan di lakukan penyembelihan dengan jumlah sementara data yang kami temukan dilapangan yaitu jiwa yang di bantai 100 lebih dan bagi kaum perempuan ada yg di perkosa, “Papar Moh. Ali Sagara kepada media ini, Senin (23/08/2021) Pagi.

Lanjut ceritanya, pada waktu itu tidak pernah berpikir pulang dalam keadaan hidup-hidup, yang dipikirkan hanyalah bagaimana bisa husir penjajah, supaya tidak menderita lagi. Sibuk bergerilya, masuk keluar hutan pakai bambu runcing melawan mereka yang pakai senjata api, Waktu itu hanya ada 2 pilihan jika bertemu penjajah diculik atau ditembak mati.

“Tapi tak ada satu pun dari para pejuang veteran 1945 yang takut, Inilah mereka mantan veteran asal Patipi Distrik Teluk Patipi, Kabupaten Fakfak Papua Barat, “Tandasnya.

Sekilas nama-nama mereka terdengar asing, sebab tak pernah kita jumpai di buku-buku sejarah. Namun, dahulu mereka berperang di pelosok timur Nusantara. Di balik punggung mereka yang tegap, ada nyawa yang harus mereka pertaruhkan demi satu hal yang tak bisa ditawar lagil yaitu KEMERDEKAAN. 

Tambahnya, namun, keindahan hasil juang mereka tak berlaku untuk masa mereka. Di 76 tahun Indonesia merdeka, perjuangan mereka kurang diperhatikan. Selain hidup serba terbatas, mereka kini hanya bisa memberikan isyarat bahwa mereka dahulu pernah berjuang untuk NKRI.

“Kepada anak cucu mereka, mereka bercerita, momen terberat ialah saat tahu teman-teman seperjuangan mereka juga bernasib sama: yaitu di Bantai Oleh Jepang, “Ungkap Cerita oleh Ali Sagara.

Moh. Ali Sagara juga mengajak kepada Pemuda Indonesia, 76 tahun pasca Indonesia merdeka, kita bisa bersama-sama memberikan apresiasi dan penghormatan kepada mereka, para veteran yang pertaruhkan hidup dan mati demi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. (EM/01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mengelola Dana OTSUS Papua Jangan Macam Menggarami Air Laut

27 April 2025 - 17:08

Persoalan Honorer Non Data Base di Fakfak, Samad Rumalolas Minta Pemda Segera Cari Solusi

22 April 2025 - 10:03

Samad Rumalolas Soroti Marak Terjadi Kenakalan Pelajar di Fakfak: Minta Pemda Fakfak Efektifkan Perda Miras

19 April 2025 - 13:17

Akademisi Soroti Optimalisasi Fasilitas Transportasi di Bandara Siboru: Minta Peran Serius Pemda Fakfak

15 April 2025 - 10:28

Militer Islam Penjaga Agama, Negara, dan Umat

23 Maret 2025 - 14:27

Trending di Opini
WhatsApp
error: