Embaranmedia.com, Fakfak – Sebuah kisah yang diceritakan oleh Pemuda Teluk Patipi yakni Ketua KNPI Distrik Teluk Patipi, Moh. Ali Sagara tentang Mantan Veteran Asal Kampung Patipi yang melakukan perjuangan hidup dan matinya melawan penjajah waktu perang dunia II.
Menurutnya, Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang masuk di Indonesia dan Jepang menerjunkan 10.000 Pasukannya di Irian Barat yaitu Kokas, disitu juga Jepang menempatkan pasukannya yang lain di Kampung Patipi/Itupa saat itu sebanyak 1.029 dengan seorang komandan yang bernama kumis jho.
“Jepang mulai melakukan penjajahan terhadap warga sipil yang ada di Patipi, jika ada yang mencoba untuk melawan akan di tangkap dan di lakukan penyembelihan dengan jumlah sementara data yang kami temukan dilapangan yaitu jiwa yang di bantai 100 lebih dan bagi kaum perempuan ada yg di perkosa, “Papar Moh. Ali Sagara kepada media ini, Senin (23/08/2021) Pagi.
Lanjut ceritanya, pada waktu itu tidak pernah berpikir pulang dalam keadaan hidup-hidup, yang dipikirkan hanyalah bagaimana bisa husir penjajah, supaya tidak menderita lagi. Sibuk bergerilya, masuk keluar hutan pakai bambu runcing melawan mereka yang pakai senjata api, Waktu itu hanya ada 2 pilihan jika bertemu penjajah diculik atau ditembak mati.
“Tapi tak ada satu pun dari para pejuang veteran 1945 yang takut, Inilah mereka mantan veteran asal Patipi Distrik Teluk Patipi, Kabupaten Fakfak Papua Barat, “Tandasnya.
Sekilas nama-nama mereka terdengar asing, sebab tak pernah kita jumpai di buku-buku sejarah. Namun, dahulu mereka berperang di pelosok timur Nusantara. Di balik punggung mereka yang tegap, ada nyawa yang harus mereka pertaruhkan demi satu hal yang tak bisa ditawar lagil yaitu KEMERDEKAAN.
Tambahnya, namun, keindahan hasil juang mereka tak berlaku untuk masa mereka. Di 76 tahun Indonesia merdeka, perjuangan mereka kurang diperhatikan. Selain hidup serba terbatas, mereka kini hanya bisa memberikan isyarat bahwa mereka dahulu pernah berjuang untuk NKRI.
“Kepada anak cucu mereka, mereka bercerita, momen terberat ialah saat tahu teman-teman seperjuangan mereka juga bernasib sama: yaitu di Bantai Oleh Jepang, “Ungkap Cerita oleh Ali Sagara.
Moh. Ali Sagara juga mengajak kepada Pemuda Indonesia, 76 tahun pasca Indonesia merdeka, kita bisa bersama-sama memberikan apresiasi dan penghormatan kepada mereka, para veteran yang pertaruhkan hidup dan mati demi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. (EM/01)